7 Fakta Direktur RS Indonesia di Gaza Meninggal Dibom Jet F-16 Israel

9 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, Marwan Al Sultan, tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam kediamannya pada Rabu (2/7).

Ia gugur bersama istri dan satu putrinya dalam serangan yang memicu gelombang kecaman dari berbagai pihak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut tujuh fakta terkait sosok Marwan Al Sultan dan kematiannya karena dibunuh Israel.

1.⁠ ⁠Marwan Al Sultan meninggal bersama keluarga, satu putrinya selamat

Dr Marwan Al Sultan meninggal dunia usai rumahnya di kawasan Tal al-Hawa, Gaza City, dihantam rudal oleh jet tempur F-16 milik Israel.

Istri dan salah satu putrinya juga dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.

Seperti yang dilansir BBC, Lubna Al Sultan, satu satunya keluarga yang selamat, mengatakan bahwa serangan itu sengaja menargetkan kamar sang ayah.

"Semua kamar utuh, kecuali kamar ayah saya yang dihantam rudal langsung," ujar Lubna, dikutip dari Saudi Gazette.

2.⁠ ⁠Israel klaim targetkan Hamas, tapi tak ada bukti

Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan seorang "kunci Hamas".

Namun, klaim tersebut hingga kini tidak disertai bukti jelas. Israel mengaku tengah meninjau laporan bahwa warga sipil yang tak terlibat turut menjadi korban.

Pernyataan ini memicu kecaman karena motif serangan dinilai tidak dapat membenarkan pembunuhan terhadap warga sipil, apalagi tenaga medis.

3.⁠ ⁠Sosok dokter humanis yang pimpin RS Indonesia di tengah perang

Dr Marwan Al Sultan dikenal sebagai konsultan kardiologi intervensional yang berpengalaman dan dihormati.

Ia menjabat sebagai Direktur RS Indonesia di Gaza dan memimpin rumah sakit tersebut di tengah agresi Israel.

Ia juga sering bekerja sama dengan tim medis internasional dari Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, hingga Maroko.

MER-C Indonesia menggambarkan Al Sultan sebagai pemimpin yang penuh dedikasi, tangguh, dan humanis.

"Ia tanpa henti berusaha menyediakan layanan medis penting bagi rakyat Palestina meskipun terus-menerus diancam serangan udara dan kekurangan sumber daya," tulis MER-C.

Bersambung ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
| | | |