Kediri, CNN Indonesia --
Alat pendeteksi aktivitas Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur, dilaporkan hilang dicuri. Harga alat tersebut cukup fantastis, yakni Rp1 miliar hingga Rp1,5 miliar.
Petugas Pengamat Gunung Api Kelud Budi Prianto mengatakan rangkaian alat pendeteksi gempa vulkanik yang raib itu antara lain, GNSS Leica GR30 beserta kabel, Seismik Broadband Certimus beserta kabel.
Kemudian ada juga kabel Grounding Tower dan penangkal petir, kabel solar panel, enam unit Accu Panasonic LC-P1275NA serta kabel Accu dan Switch Hub Moxa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hilangnya alat pendeteksi gempa vulkanik ini diperkirakan terjadi sejak Senin (8/9) lalu. Saat itu, petugas awalnya mengira alat ini mengalami kendala teknis biasa karena tidak mengirim data. Biasanya hal itu disebabkan oleh aki tekor atau sambaran petir maupun tertutup pohon.
Namun, saat petugas mengecek ke lokasi, ternyata rangkaian alat pendeteksi gempa vulkanik Gunung Kelud di sisi selatan ini hilang tinggal bekal kabel berserakan. "Kami kira akinya rusak atau bagaimana. Ternyata dicuri," kata Budi, Sabtu (13/9).
Budi menjelaskan, rangkaian alat pendeteksi aktivitas vulkanik di Gunung Berapi Kelud ini diletakkan di sebuah rumah pantau semua lebih kurang 1,5 meter persegi. Lokasi ini berada di dalam pagar 5x3 meter.
Petugas memasang rambu dan larangan serta denda jika alat ini diganggu atau dirusak. Budi mengatakan harga alat ini cukup mahal bisa mencapai Rp1 miliar lebih. "Harganya sekitar Rp1miliar sampai Rp1,5 miliar," ujarnya.
Kejadian pencurian ini mengganggu pencatatan dan pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Kelud. Budi telah melaporkan kejadian ini ke PVMBG. Ia juga berencana melaporkan kejadian ini ke polisi.
Kasi Humas Polres Blitar, Kasi Humas Polres Blitar Ipda Putut Siswahyudi mengatakan, alat milik Badan Geologi itu diketahui hilang pada Senin (8/9) sekitar pukul 11.00 WIB. "TKP di lokasi hutan Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Blitar," kata Putut.
Putut menjelaskan, awalnya petugas pemantauan Gunung Kelud mengetahui sensor GPS dan kegempaan serta transmisi radio mati karena diduga alat pemantauan tersambar petir.
Setelah mendapat instruksi dari kantor pusat, petugas melakukan pengecekan ke Stasiun Jera. Saat di lokasi, didapati pintu rumah alat sudah dalam kondisi terbuka dan bagian engsel pintu rusak serta sebagian alat-alat hilang.
"Alat pemantau mengalami kerusakan karena tersambar petir dan saat mau diperbaiki ternyata alat tersebut sudah hilang," ucap Putut
Kini, polisi menindaklanjuti laporan hilangnya alat pemantau aktivitas Gunung Kelud tersebut. Aparat masih dalam proses penyelidikan. "Iya [masih penyelidikan)," ujarnya.
(frd/wiw)