Jakarta, CNN Indonesia --
Tak dapat disangkal, kondisi gawat darurat pada anak harus segera mendapat penanganan yang tepat. Salah satu situasi tersebut adalah asma, yakni kondisi peradangan dan penyempitan saluran napas (bronkus) yang menghambat aliran udara masuk dan keluar paru-paru.
Dokter Spesialis Pediatri Konsultan Paru & Pernapasan Anak Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A (K) menjelaskan, saat asma kambuh, saluran napas mengalami peradangan dan penyempitan, karena otot yang menegang (bronkokonstriksi) serta produksi lendir berlebih yang menyumbat saluran napas.
"Segera bawa ke rumah sakit jika anak sering batuk, terutama malam hari atau saat beraktivitas, sesak napas, atau terdengar mengi seperti siulan. Pemeriksaan dini penting untuk mencegah kondisi yang lebih serius," kata dr. Madeleine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter Madeleine mengingatkan, anak dengan asma perlu diwaspadai, terutama jika bibir atau wajah menjadi kebiruan. Hal ini menandakan tubuh kekurangan oksigen, dan membutuhkan penanganan segera.
Adapun risiko ini jadi lebih tinggi terhadap anak dari keluarga dengan riwayat penyakit asma, alergi, dan eksim (atopi), yang bisa muncul sejak usia dini.
Untuk itu, Mayapada Hospital Jakarta Selatan menyediakan layanan Pediatric Emergency (IGD) dengan Dokter Spesialis Anak yang berjaga 24 jam di rumah sakit. Setelah penanganan awal di IGD, dilakukan pemeriksaan lanjutan di Pediatric Center menggunakan teknologi seperti spirometri atau peak flow untuk anak di atas 5 tahun, dan analisis gejala untuk usia di bawah 5 tahun.
Dokter Madeleine memaparkan, asma pada anak bisa dikendalikan dengan menghindari pemicunya, antara lain dengan menjaga kebersihan rumah, menghindari penggunaan karpet, dan menggunakan sprei anti-debu. Kemudian, pastikan anak tidak terpapar asap rokok atau polusi udara, serta catat gejala yang muncul dan konsultasikan dengan dokter bila memerlukan tes alergi.
"Saat serangan asma muncul, Anda bisa andalkan obat pereda cepat seperti salbutamol (Ventolin). Untuk pengendalian harian umunya menggunakan kortikosteroid inhalasi, atau dikombinasikan dengan LABA atau leukotrien modifier," tuturnya.
Sementara pada kasus yang lebih berat, dapat digunakan antikolinergik atau terapi biologik. Jika kadar oksigen anak menurun (hipoksia), Dokter Madeleine menyarakan orang tua untuk memberikan terapi oksigen.
Para orang tua juga dapat memanfaatkan layanan Pediatric Emergency 24 Jam Mayapada Hospital yang terintegrasi dengan Pediatric Center, yakni pusat layanan komprehensif khusus anak.
Layanan ini dipastikan mampu menangani berbagai kondisi, mulai alergi, autoimun, penyakit metabolik, gangguan saluran cerna, kanker, penyakit jantung anak, hingga tindakan pembedahan, didukung tim dokter multidisiplin. Untuk booking konsultasi dokter dapat menghubungi call center 150770 atau aplikasi MyCare.
MyCare juga dilengkapi fitur Health Articles & Tips berisi informasi dan tips seputar kesehatan anak, serta fitur Personal Health yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit guna memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).
Dapatkan poin reward potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital dengan mengunduh aplikasi MyCare dari Mayapada Hospital.
(rea/rir)