Banjir Sepekan Lebih, 16 Kelurahan di Semarang Masih Terendam

7 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan tinggi muka air banjir di beberapa titik Semarang Raya Jawa Tengah mulai menurun. Namun, BNPB mengatakan masih ada 13 kelurahan yang masih dikepung banjir hingga Minggu (2/11).

"Sementara di wilayah permukiman, titik genangan masih terpantau di 13 kelurahan dalam lingkup Kecamatan Genuk, dengan elevasi air lebih rendah dari kolam retensi Terboyo Wetan yang berada di rumah pompa air Sringin dan mesin pompa BNPB di Terboyo Wetan," kata Abdul lewat keterangan tertulis.

Abdul mengatakan berdasarkan hasil pantauan tim BNPB, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pusdataru di lapangan, Jalan Raya Kaligawe sudah mulai surut dan dapat dilalui kendaraan roda dua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aspal sudah terlihat dan tidak lagi tergenang air. Kendati demikian, masyarakat dan pengendara diimbau untuk tetap berhati-hati jika ingin melintasi jalur tersebut," kata Abdul.

Kolam retensi Terboyo sebagai penampung pembuangan air, menurut Abdul, juga mengalami penurunan tinggi muka air hingga 65 sentimeter, setelah lebih dari lima hari dilakukan pompanisasi.

BBWS dan BNPB telah mengoperasikan pompa dan pelebaran jalur keluar air di outlet kolam retensi Terboyo menuju Laut Jawa, dengan pengawasan yang ketat demi memastikan pompanisasi dapat berjalan optimal.

Lebih lanjut menurut Abdul, tren penurunan tinggi muka air di Semarang Raya juga dipengaruhi oleh faktor cuaca. Beberapa hari terakhir, intensitas curah hujan juga mengalami penurunan hingga 70 persen setelah BNPB melakukan operasi modifikasi cuaca.

Hari ini, Minggu (2/11), pelaksanaan OMC telah memasuki hari kedelapan.

Bahan semai Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO) telah ditaburkan untuk mengurai pembentukan awan hujan dan menurunkan hujan di wilayah hulu sungai menuju penampungan air seperti waduk atau embung, termasuk sungai dengan batas elevasi yang aman.

Sehingga, penanganan satgas pompanisasi dan penguatan tanggul wilayah Kota Semarang dapat dimaksimalkan.

Menurut pengamatan dan rekapitulasi peningkatan curah hujan tahunan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Semarang Raya akan mengalami peningkatan intensitas hujan setiap bulan Januari dan Februari. Sedangkan bulan November dan Desember, curah hujan masih dalam kategori aman.

Kendati demikian, BNPB tetap mengimbau kepada warga agar bersama-sama menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah di sungai atau aliran air, menambah ruang resapan air, normalisasi selokan permukiman dan selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca dari instansi terkait.

Kepada pemerintah daerah setempat, BNPB meminta agar upaya mitigasi dan peningkatan kapasitas masyarakat dapat lebih ditingkatkan.

Pasalnya, menurut BNPB, banjir di Semarang Raya tidak hanya tentang genangan air saja. Ada banyak permasalahan mulai dari tata ruang, perencanaan pembangunan hingga koordinasi penanganan bencana yang belum terkoordinasi dengan baik, sebagai penyebab banjir Kota Semarang sulit dikendalikan.

Sebelumnya, banjir mulai mengepung Semarang sejak Rabu (22/10) lalu.

(tim/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |