Banyak Konser Kpop Batal, China Bantah Tutup Pintu untuk Korsel

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Xi Jinping buka suara merespons banyak konser Kpop yang mendadak batal diselenggarakan di China. Situasi itu dinilai banyak pihak masih adanya hambatan China untuk kembali buka pintu untuk Korea Selatan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengaku tidak mengetahui detail situasi di balik pembatalan sederet konser Kpop hingga saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dalam konferensi pers, ia mengklaim China tidak pernah menutup pintu untuk pertukaran budaya dengan Korea Selatan, termasuk Hallyu.

"China tidak berkeberatan dengan pengembangan pertukaran budaya yang sehat dan saling menguntungkan antara China dan Korea Selatan," ucap Lin Jian seperti diberitakan Global Times pada Kamis (17/9).

Pernyataan itu disampaikan hampir sepekan setelah ramai pemberitaan sejumlah konser Kpop di China mendadak batal jelang penyelenggaraannya.

[Gambas:Video CNN]

Dream Concert 2025 yang sempat menarik perhatian karena akan menjadi momen pencabutan larangan Korean Wave di China malah ditunda hingga waktu tak ditentukan dan dipastikan batal.

Konser gabungan K-pop berskala besar ini, yang seharusnya digelar di China mainland untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun, ditunda hingga waktu yang belum jelas setelah gagal mendapatkan persetujuan.

Sejumlah sumber di industri hiburan pada 11 September menyampaikan kepada Asia Economy bahwa penyelenggara telah memberi tahu agensi semua artis yang berpartisipasi bahwa ditunda.

Akibatnya, konser yang semula dijadwalkan akan berlangsung pada 26 September di Sanya, Provinsi Hainan, Tiongkok, telah dibatalkan.

Selain Dream Concert 2025, konser dan fancon Kep1er serta Kid Milli juga batal mendadak. Konser solo EPEX di Fuzhou juga ditunda. Hal itu memperpanjang daftar konser berskala besar grup idola Korea terus-menerus diboikot China.

Pemerintah China sejak dulu tidak secara resmi mengakui keberadaan larangan Korean Wave. Pihak berwenang mempertahankan sikap bahwa "tidak pernah ada pembatasan, jadi tidak ada yang perlu dicabut."

Namun, dalam praktiknya, mereka telah membatasi kegiatan budaya pop Korea dengan membatasi izin pertunjukan dan program konten.

Gerakan China boikot Hallyu semakin ketat setelah penerapan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) pada 2016.

(chri)

Read Entire Article
| | | |