BPS Catat Belanja Warga Miskin Kota Kian di Bawah Standar Layak

22 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin jauh dari garis kemiskinan.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menyebut hal itu tercermin dari naiknya indeks kedalaman kemiskinan atau poverty gap index (P1) di wilayah perkotaan pada Maret 2025 dibandingkan dengan kondisi September 2024.

"Indeks kedalaman kemiskinan pada Maret 2025 di perkotaan mengalami peningkatan. Jadi jaraknya terhadap garis kemiskinan, pengeluaran kemiskinan itu semakin mengalami agak jauh meningkat." ujar Ateng dalam konferensi pers, Jumat (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun indeks kedalaman kemiskinan P1 mengukur rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilainya, semakin besar rata-rata kekurangan pengeluaran penduduk miskin dibanding batas minimum kebutuhan dasar.

Data BPS menunjukkan P1 di perkotaan naik dari 1,364 pada September 2024 menjadi 1,365 pada Maret 2025. Sebaliknya, di pedesaan justru mengalami penurunan dari 0,981 menjadi 1,061. Hal ini mengindikasikan kesenjangan pengeluaran penduduk miskin desa sedikit menyempit.

BPS juga mencatat tren serupa pada indeks keparahan kemiskinan atau P2, yakni ukuran sebaran ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Nilai P2 di perkotaan meningkat dari 0,322 menjadi 0,427, yang menunjukkan distribusi pengeluaran yang semakin tidak merata. Di sisi lain, nilai P2 di pedesaan turun dari 0,215 menjadi 0,245, artinya distribusinya semakin membaik.

"Pola indeks keparahan sama. Pada kondisi Maret 2025 indeks keparahan di perkotaan juga mengalami peningkatan. Tetapi untuk pedesaan sama mengalami penurunan," kata Ateng.

Secara nasional, BPS mencatat perubahan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan antara September 2024 dan Maret 2025 tidak terlalu besar.

Namun, perbedaan pola antara kota dan desa menjadi catatan penting. Ketimpangan semakin lebar di kota, sementara di desa cenderung membaik.

Sebelumnya, Ateng menjelaskan P1 dan P2 merupakan indikator penting untuk memahami kualitas kemiskinan, bukan sekadar jumlah penduduk miskin.

"Indeks keparahan kemiskinan atau biasa disebut dengan P2 merupakan sebaran, apakah dia itu semakin melebar atau semakin bagus atau mengecil," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Read Entire Article
| | | |