Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 8.64 poin atau minus 0,10 persen ke level 8.609 pada Jumat (19/12) silam.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp47,07 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 40,81 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham melemah empat kali, sementara satu hari sisanya menguat. Tak heran, performa indeks tercatat melemah 0,59 persen sepanjang pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 15 sampai dengan 19 Desember 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup bervariasi.
Tercatat, kapitalisasi pasar bursa mengalami penurunan sebesar 0,59 persen dari Rp15.882 triliun menjadi Rp15.788 triliun pada pekan lalu. Penurunan juga dialami oleh rata-rata volume transaksi harian, yakni sebesar 20,80 persen dari 59,35 miliar menjadi 47 miliar lembar saham.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian mengalami peningkatan sebesar 13,23 persen dari Rp30,29 triliun menjadi Rp34,29 triliun.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian pun mengalami penurunan yakni sebesar 12,59 persen dari 3,20 juta kali transaksi menjadi 2,80 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.
"Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih Rp2,67 triliun dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp22,39 triliun," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (19/12).
Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat indeks saham sepanjang sepekan kemarin bergerak variatif dan ditutup melemah.
Dalam periode yang sama, ia mencatat pasar mencatat net inflow Rp895 miliar dengan aliran dana asing masuk terutama ke emiten-emiten blue chip seperti BMRI sebesar Rp853 miliar, UNTR Rp228 miliar, ANTM Rp227 miliar, dan ASII Rp226 miliar.
Menurutnya, faktor yang memengaruhi fluktuasi pasar antara lain pelemahan rupiah terhadap dolar AS mendekati level Rp16.730 di tengah penguatan indeks DXY. Selain itu. keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen menjadi langkah untuk menjaga stabilitas rupiah dalam kondisi tersebut.
Untuk perdagangan Senin (22/12), Oktavianus memproyeksikan IHSG bergerak mixed cenderung melemah dalam rentang support 8.500 dan resistance 8.690.
Dari eksternal, pasar menanti pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait kandidat Ketua The Fed karena keputusan tersebut berpotensi memengaruhi arah kebijakan suku bunga.
Ditambah kenaikan harga aset safe haven seperti emas ke US$4.342 per toz dan silver ke US$65,5 per toz atau naik 120 persen secara year to date, yang dapat menjadi sentimen positif bagi emiten produsen emas.
Menjelang libur akhir tahun, kata dia, hari bursa yang lebih sedikit juga membuat sentimen domestik cenderung terbatas, sehingga pasar lebih bergantung pada faktor global.
"Pasar tengah menantikan pengumuman Trump terkait kandidat ketua Fed, hal ini akan mempengaruhi dot plot Fed karena Trump sangat vokal untuk lebih dovish," ujar Oktavianus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (21/12).
Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham PT Archi Indonesia Tbk atau ARCI yang ditutup di posisi 1.585 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi ARCI dapat menyentuh level 1.845 pada pekan ini.
Kedua, saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk atau JSMR yang ditutup menguat 2,68 persen ke posisi 3.450 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi JSMR dapat menyentuh level 3.570 pada pekan ini.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan dalam sepekan ke depan, IHSG masih berada dalam tekanan dan rawan terkoreksi, dengan area support di 8.563 dan resistance di 8.714.
Menurutnya, sejumlah faktor diprediksi memengaruhi pergerakan indeks, mulai dari rilis data GDP AS, pergerakan nilai tukar rupiah yang masih tertekan dolar AS di tengah kenaikan harga emas dunia, hingga dinamika geopolitik global yang masih menjadi perhatian investor.
Selain itu, masa perdagangan yang lebih singkat menjelang pergantian tahun juga akan membatasi sentimen pasar.
"IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data GDP AS, pergerakan nilai tukar rupiah yang masih tertekan oleh dolar AS dan harga komoditas emas dunia yang diperkirakan masih menguat, serta kondisi geopolitik global di tengah masa perdagangan yang lebih singkat jelang akhir tahun," ujar Herditya.
Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk atau INKP yang ditutup menguat 1,26 persen ke level 8.050 pada pekan lalu. Ia memproyeksi INKP dapat menyentuh level 8.475 pada pekan ini.
Kemudian, Herditya pun merekomendasikan saham PT Medco Energi Internasional Tbk atau MEDC yang ditutup menguat 1,19 persen ke level 1.280 pada pekan lalu. Ia memproyeksi MEDC dapat menyentuh level 1.405 pada pekan ini.
Herditya juga merekomendasikan saham PT Impack Pratama Industri Tbk atau IMPC yang ditutup di posisi 3.640 pada pekan lalu. Ia memproyeksi IMPC bisa menyentuh level 4.070 pada pekan ini.
Catatan Redaksi: Berita ini tidak dibuat untuk merekomendasikan atau tidak merekomendasikan saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
(pta)

















































