Danantara Bakal Teken MoU Rp130 T dengan Perusahaan AS

8 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) berencana menandatangani kontrak senilai US$8 miliar atau Rp130 triliun (kurs Rp16.319 per dolar AS) dengan perusahaan rekayasa (engineering) asal Amerika Serikat, KBR Inc., yang sebelumnya dikenal Kellogg Brown & Root.

Melansir Reuters, Selasa (22/7), kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) itu untuk membangun 17 kilang modular.

Kontrak EPC adalah jenis kontrak konstruksi di mana kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh siklus proyek, mulai dari desain, pengadaan material dan peralatan, hingga konstruksi dan penyerahan proyek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kontrak ini disebut bagian dari kesepakatan tarif yang dikenakan AS ke RI turun dari 32 persen ke 19 persen.

Informasi itu diperoleh dari dua sumber yang mengetahui hal tersebut dan berdasarkan presentasi resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dilihat oleh Reuters.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan rencana kilang modular tersebut dalam sebuah pertemuan tertutup dengan para pengusaha Indonesia pada Senin malam kemarin. Dua sumber mengonfirmasi bahwa rencana kesepakatan itu juga disebutkan dalam presentasi yang ditinjau oleh Reuters.

Sementara itu, Danantara dan KBR Inc. belum memberikan tanggapan atas kontrak tersebut.

Sebelumnya rincian dari kesepakatan dagang Indonesia-AS telah diumumkan ke publik, seperti peningkatan pembelian komoditas energi dan pertanian AS. Kemudian, pembelian 50 pesawat Boeing. Namun, kontrak kilang ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Presentasi tersebut juga menyebutkan potensi investasi strategis senilai US$2 miliar atau Rp32,6 triliun untuk mengembangkan blue ammonia di negara bagian Louisiana, AS, oleh grup kimia dan tekstil asal Indonesia, Indorama. Namun, proyek tersebut, menurut presentasi, memerlukan insentif pajak agar bisa diwujudkan.

Presentasi itu menunjukkan bahwa total kesepakatan potensial antara Indonesia dan AS bisa mencapai U$34 miliar atau Rp554,8 triliun.

"Indonesia menyambut lebih banyak bisnis dan investasi dari AS untuk menciptakan lapangan kerja, alih teknologi, dan mendukung pembangunan prioritas nasional," bunyi presentasi itu.

Presentasi itu juga memaparkan bahwa penurunan tarif dapat meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 0,5 persen

Perusahaan-perusahaan seperti Apple dan General Electric (GE) juga disebut dalam presentasi sebagai perusahaan AS yang akan mendapat manfaat dari pelonggaran aturan kandungan lokal untuk produk teknologi informasi, komunikasi, dan alat kesehatan buatan AS.

[Gambas:Video CNN]

(fby/dhf)

Read Entire Article
| | | |