Jakarta, CNN Indonesia --
Unjuk rasa ribuan driver ojol pada 20 Mei 2025 diprediksi menimbulkan kerugian sebesar Rp188 miliar.
Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) menghitung potensi kerugian itu berdasarkan penurunan aktivitas sektor ride hailing. Aksi mogok atau off bid serentak yang digelar diklaim memangkas 50 persen perputaran uang.
"Nilai transaksi harian sektor ride hailing diperkirakan mencapai Rp375,89 miliar. Jika aktivitas turun separuh saja, artinya ada hampir Rp188 miliar yang tidak berputar dalam satu hari," kata Peneliti IDEAS Muhammad Anwar dalam rilis resmi, Rabu (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar mengklaim potensi kerugian itu belum menghitung efek berantai terhadap sektor lainnya. Menurutnya, ada empat sektor yang ikut goyang imbas demo ribuan driver ojol.
Pertama, UMKM dan pedagang kuliner yang mengandalkan layanan pesan antar, seperti GoFood serta GrabFood. Ia menyebut arus kas harian adalah urat nadi warung-warung kecil, sehingga keberlangsungan usaha terancam gegara penurunan order yang signifikan.
Sektor kedua yang terdampak adalah masyarakat umum. Ini terutama pekerja harian maupun pelajar di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan yang menghadapi kesulitan mobilitas.
"Ketiga, sektor logistik skala kecil, seperti pengiriman barang dan dokumen mendesak lewat GoSend dan GrabExpress juga terganggu. Banyak usaha mikro dan individu yang menggantungkan aktivitas usahanya pada layanan ini," jelas Anwar.
Keempat, Anwar menilai aksi off bid massal melahirkan dampak risiko serius bagi reputasi perusahaan platform digital. Ketika mitra alias driver ojol merasa tak dihargai sampai tak dilindungi, keberlangsungan model bisnis tersebut otomatis terancam.
Ia mengatakan demo ojol menunjukkan ketimpangan relasi kuasa antara perusahaan platform digital besar dengan para mitra pengemudi. Para driver ojol faktanya harus bekerja bagai karyawan tetap, tapi tak diberi perlindungan hukum selayaknya pekerja formal.
"Tanpa regulasi yang adil dan berpihak, digitalisasi hanya akan menjadi kelanjutan dari eksploitasi ekonomi lama dengan wajah baru. Negara tidak boleh diam melihat jutaan pengemudi dibiarkan tanpa kepastian dan perlindungan," tegasnya.
IDEAS menggunakan gross transaction value (GTV) dari layanan aplikator untuk menetapkan Rp375,89 miliar sebagai nilai transaksi harian sektor ride hailing. Ini adalah hasil rata-rata dari nilai total transaksi seluruh aplikator di Indonesia yang jumlahnya diklaim tembus Rp135,32 triliun per tahun.
Misalnya, IDEAS menghitung GTV Gojek mencapai Rp63,04 triliun dan Grab senilai Rp58,75 triliun. Lalu, total GTV dari perusahaan aplikasi lainnya sebesar Rp13,53 triliun.
Aksi demonstrasi ribuan driver ojol dilakukan serentak se-Indonesia. Khusus di Jakarta, perwakilan massa aksi akhirnya diterima Direktur Jenderal Darat Kementerian Perhubungan Aan Suhanan.
Kemenhub belum bisa memutuskan apa pun. Mereka hanya berjanji akan menindaklanjuti aspirasi para driver, termasuk menurunkan potongan aplikasi menjadi paling tinggi hanya 10 persen.
(skt/agt)