Deret Efek Radioaktif Cikande yang Harus Diwaspadai, Warga Diimbau Cek

7 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja dan warga sekitar lokasi cemaran bahan radioaktif, Cesium-137 (Cs-137), di Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

Kemenkes menyatakan setidaknya ada sembilan orang positif terpapar cesium berdasarkan pemeriksaan whole-body counter (WBC). Sembilan pasien itu kemudian dirujuk dan dirawat di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Saat ini sembilan orang itu tidak bergejala dan dalam kondisi baik.

Mengutip dari Antara, Jumat (3/10), Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman mengatakan hasil itu ditemukan dari pemeriksaan sekitar 1.562 pekerja dan warga sekitar Kawasan Industri Cikande sebagai tindak lanjut kasus cemaran material radioaktif di daerah itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun demikian, Kemenkes mengimbau warga memahami gejala-gejala yang mungkin dirasakan sebagai dampak terpapar cesium. Jika merasakan gejala-gejala itu, warga--terutama sekitar kawasan industri Cikande--diimbau untuk melakukan pemeriksaan medis ke fasilitas kesehatan.

Aji mengimbau masyarakat untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis, baik di Puskesmas maupun fasilitas kesehatan yang ditunjuk pemerintah.

Lantas, apa saja gejala yang mungkin terjadi imbas dari efek paparan cesium dan dampaknya?

Kemenkes menyatakan efek dari paparan CS-137 dibagi menjadi dua yakni efek jangka pendek dan efek jangka panjang.

Efek jangka pendek seperti sindrom radiasi akut yakni beberapa di antaranya mual, muntah, diare, kelelahan, sakit kepala,  hingga penurunan sel darah putih.

Kemudian ada pula gejala kerusakan kulit dan jaringan seperti tanda kemerahan, lepuh, dan luka bakar radiasi.

Sementara pada kemungkinan paparan radiasi tinggi terdapat risiko gejala pendarahan, infeksi berat, kerusakan organ, hingga kematian.

Sementara itu, pada efek jangka panjang, menurut Aji, umumnya terjadi karena paparan rendah berulang atau internal. Salah satunya adalah da peningkatan risiko kanker akibat kerusakan DNA, penurunan daya tahan tubuh karena gangguan sumsum tulang dan imunitas.

Apabila ibu hamil turut terpapar, risiko kelainan janin meningkat.

Aji menegaskan jika mayoritas paparan yang ditemukan masih pada level yang bisa ditangani dengan dekontaminasi, obat khusus dan pemantauan kesehatan jangka panjang.

Untuk pemeriksaan paparan, Aji menyebutkan proses deteksi dilakukan berlapis, dengan alur pemeriksaan.

"Surveymeter untuk mendeteksi paparan eksternal radiasi pada tubuh dan pakaian. Jika positif, dilakukan dekontaminasi. Mandi, ganti pakaian, lalu diperiksa ulang," katanya.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan darah untuk melihat indikasi penurunan limfosit. Bagi yang limfositnya rendah, dilakukan WBC untuk mendeteksi paparan radiasi internal, guna mengetahui kadar cesium yang masuk ke tubuh.

"Jika terindikasi serius, dirujuk ke RS rujukan nasional (RS Fatmawati) untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut," katanya.

Satgas Penanganan Cs-137

Aji juga menjelaskan jika pemerintah melalui Satgas Penanganan CS-137 telah melakukan langkah cepat penanganan di wilayah Cikande dan sekitarnya yaitu dalam radius 5 km.

Ada beberapa langkah yang dilakukan, katanya, yaitu edukasi dan komunikasi risiko terhadap masyarakat agar tetap tenang, namun waspada, serta pemantauan kesehatan masyarakat akan dilakukan, termasuk pemantauan kepada keluarga dan kontak serumah.

"Pemeriksaan akan diperluas menunggu hasil pemetaan dari BAPETEN dan BRIN," ujarnya.

Dengan begitu ia menyampaikan agar masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan rajin mencuci tangan hingga istirahat yang cukup.


"Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Rajin cuci tangan, mandi setelah beraktivitas di area berisiko, konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup," ujarnya.

(nat/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |