CNN Indonesia
Sabtu, 15 Nov 2025 11:35 WIB
Ilustrasi. Ethiopia konfirmasi outbreak pertama virus Marburg usai temuan 9 kasus. (NIAID via Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia --
Ethiopia mengonfirmasi outbreak atau kejadian luar biasa pertama penyakit virus Marburg usai 9 kasus dilaporkan.
Kasus kali pertama dilaporkan terjadi di wilayah selatan Ethiopia, Omo, yang berbatasan dengan Sudan Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Kamis (13/11), Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya berkata bahwa wabah tersebut mengkhawatirkan.
"Sudan Selatan tidak jauh dan memiliki sistem kesehatan yang rapuh," kata Kaseya seperti dilansir dari Al Jazeera.
Selain Ethiopia, tidak ada negara lain di Afrika yang melaporkan kasus virus Marburg dalam beberapa pekan terakhir.
Virus Marburg berasal dari kelelawar buah Mesir. Virus dapat menular antarmanusia lewat cairan tubuh yang terinfeksi atau benda-benda yang terkontaminasi cairan seperti, pakaian atau seprai.
CDC menggambarkan virus Marburg sebagai demam berdarah "langka tapi parah" yang dapat mematikan.
Infeksi virus Marburg dapat menimbulkan gejala demam, ruam, dan pendarahan hebat. Menurut CDC, belum ada pengobatan atau vaksin untuk Marburg. Pengobatan, menurut CDC, terbatas pada perawatan suportif termasuk istirahat dan hidrasi.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat memuji Kementerian Kesehatan Ethiopia dan badan kesehatan lain atas "respons cepat dan transparan mereka terhadap wabah ini".
"Tindakan cepat ini menunjukkan keseriusan komitmen negara untuk segera mengendalikan wabah ini," tulis Tedros dalam sebuah unggahan media sosial.
Dia melanjutkan WHO secara aktif mendukung Ethiopia untuk mengendalikan wabah dan merawat orang yang terinfeksi, lalu mendukung semua upaya guna mengatasi potensi penyebaran lintas perbatasan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Ethiopia menyatakan skrining di seluruh komunitas sedang dilakukan. Kemudian yang terinfeksi telah diisolasi dan dirawat.
Kementerian pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik, selalu mengikuti instruksi dari otoritas kesehatan, dan mencari pertolongan medis jika ada gejala.
(els)

















































