Jakarta, CNN Indonesia --
Makanan yang diolah dengan cara direbus atau dikukus, seperti ubi, singkong, dan kentang, kini menjadi pilihan populer, terutama di kalangan Gen Z, karena dianggap lebih sehat, rendah lemak, dan mampu mempertahankan nutrisi.
Namun, dibandingkan dengan gorengan, makanan kukusan dan rebusan memiliki masa simpan yang jauh lebih singkat dan cepat basi.
Menurut spesialis gizi klinik, dr. Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, hal ini disebabkan oleh perbedaan kadar air. Minyak dalam gorengan bertindak sebagai pengawet alami dan mengurangi kadar air, sementara makanan kukusan memiliki kadar air yang tinggi, memudahkan perkembangan bakteri, jamur, atau ragi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kukusan punya kadar air tinggi yang memudahkan bakteri, jamur, atau ragi berkembang biak," katanya seperti dilansir Detik, Kamis (13/11).
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui tanda-tanda pembusukan. Tanda-tanda makanan kukusan, khususnya umbi-umbian, mulai tidak layak konsumsi biasanya muncul dalam satu hingga tiga hari di suhu ruang, atau lebih lama jika disimpan di kulkas.
Dia mengingatkan agar segera membuang makanan yang menunjukkan tanda-tanda berikut, karena berpotensi menandakan kontaminasi bakteri berbahaya seperti Salmonella atau E. coli yang bisa menyebabkan keracunan makanan (food poisoning):
Tanda-tanda Umbi-umbian Kukus Tidak Layak Konsumsi:
- Perubahan Warna: Munculnya warna gelap, menghitam, kecokelatan, atau bintik-bintik hitam/hijau pada kulit atau daging. Contohnya, ubi atau kentang yang semula berwarna oranye atau kuning menjadi gelap dan lembek.
- Bau Tidak Sedap: Tercium aroma asam, busuk, atau menyerupai alkohol. Bau ini sering kali disebabkan oleh proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteri.
- Tekstur Berubah: Makanan menjadi lembek, berlendir (slimy), atau mengeluarkan air berlebih. Misalnya, jagung kukus yang seharusnya kenyal menjadi lembap dan berjamur, atau singkong/kentang berubah tekstur menjadi seperti bubur.
- Muncul Jamur atau Gelembung: Adanya bercak putih atau hijau (mold) atau terlihat gelembung gas di permukaan, yang merupakan tanda aktivitas mikroba yang menghasilkan gas.
- Rasa Aneh: Jika dicicipi (meski sangat dianjurkan untuk tidak mencicipi jika sudah curiga), rasanya berubah menjadi asam atau pahit yang tidak wajar.
Sementara itu ada catatan khusus untuk singkong. dr. Ardian mengingatkan bahwa singkong harus dipastikan telah direbus dan dikukus hingga matang sempurna.
Hal ini bukan terkait kondisi basi, melainkan karena singkong mengandung senyawa sianida alami yang bisa menjadi racun jika proses pemasakan awalnya kurang matang.
(wiw)















































