Jakarta, CNN Indonesia --
Kasus tewasnya bocah berinisial E (9) di sebuah rumah mewah di Kota Cilegon, Banten masih menjadi tanda tanya. Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut.
Hingga Kamis (18/12), penyidik Sat Reskrim Polres Cilegon telah memeriksa delapan orang saksi dalam kasus ini. Salah satu yang diperiksa adalah Maman Suherman, Dewan Pakar di DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Cilegon sekaligus ayah korban.
"Hari ini pihak penyelidik telah meminta keterangan ya delapan orang saksi ya, delapan orang saksi yang terdiri dari keluarga korban, ataupun kepada orang lain yang ada di sekitar," kata Kasi Humas Polres Cilegon, AKP Sigit Dermawan saat dihubungi, Kamis (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Ayah korban) sudah diperiksa," lanjutnya.
Sigit menyebut penyidik juga masih menelusuri kamera CCTV yang merekam peristiwa tersebut. Kata dia, pihaknya telah memeriksa rekaman CCTV milik tetangga depan rumah korban, namun kamera tak menyorot ke lokasi.
Rekaman CCTV ini menjadi salah satu bukti untuk bisa mengungkap rangkaian peristiwa yang terjadi. Termasuk, untuk mengidentifikasi pelaku.
"Masih kita cari CCTV, karena yang tetangga di depannya, itu pun (CCTVnya) sama dan fokusnya tidak ke rumah tersebut (lokasi kejadian)," ucap Sigit.
Sebelumnya, seorang anak berusia 9 tahun berinisial E tewas bersimbah darah di rumah mewah di Perumahan Bukti Baja Sejahtera (BBS) 3, KotaCilegon, Banten, Selasa (16/12) sekitar pukul 14.20 WIB.
Peristiwa itu pertama kali diketahui saat ayah korban, HM menerima panggilan telepon dari anak keduanya, D yang terdengar panik dan meminta pertolongan.
Mendapat kabar tersebut, ayah korban segera meninggalkan tempat kerjanya di wilayah Ciwandan dan menuju rumah. Setibanya di rumah dan membuka pintu, ayah korban mendapati anaknya dalam kondisi tengkurap dengan luka serius disertai pendarahan hebat.
Setelahnya, korban langsung segera dibawa ke Rumah Sakit Bethsaida Kota Cilegon menggunakan kendaraan pribadi bersama saksi. Namun setelah dilakukan pemeriksaan medis, pihak rumah sakit menyatakan korban telah meninggal dunia.
Dari pemeriksaan sementara, disebut ada 22 luka pada tubuh korban, 19 di antaranya merupakan luka akibat benda tajam dan tiga lainnya luka akibat benda tumpul.
Hingga saat ini, polisi masih mendalami apakah peristiwa yang merenggut nyawa korban itu merupakan aksi perampokan atau bukan. Namun, dari hasil olah TKP, polisi memastikan tidak ada barang hilang di rumah tersebut.
(dis/dal)
















































