Kim Jong Un Suruh Anak Sekolah Bikin Tanggul buat Tangkal Banjir

6 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan memerintahkan anak-anak sekolah untuk membuat tanggul demi menangkal banjir yang diprediksi menerjang sejumlah wilayah.

Beberapa sumber mengatakan anak-anak muda di Provinsi Ryanggang diminta mengumpulkan batu setiap hari kala wilayah itu memasuki musim hujan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun lalu, Korea Utara dilanda banjir besar hingga lebih dari 1.000 orang meninggal maupun hilang. Sejumlah pejabat yang bertanggung jawab pun diyakini dieksekusi imbas bencana itu.

Saat itu, banjir terjadi pada bulan Juli, periode ketika hujan musiman menerjang negara itu. Musim hujan di Korut sendiri biasanya terjadi mulai Juni hingga September, diilansir dari Radio Free Asia.

Seiring dengan ini, pemerintah Korut saat ini pun mulai memerintahkan warganya untuk membangun tanggul agar bisa mencegah banjir yang kemungkinan terjadi.

Sejumlah sumber mengatakan anak-anak sekolah mulai dari usia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas telah diperintahkan untuk mengumpulkan setidaknya lima batu selama dua pekan terakhir.

"Tiap siswa harus mengumpulkan lima batu seukuran bola sepak ke lokasi konstruksi setiap hari," kata seorang sumber yang bekerja di sektor pendidikan kepada RFA.

Perintah semacam ini, kata dia dan sumber-sumber lain, merupakan hal lazim dari otoritas lokal Korea Utara. Warga Korut biasa diminta menyumbangkan tenaga untuk proyek-proyek publik.

Menurut sumber kedua, anak-anak sekolah dari wilayah Yeondu-dong, Yeonpung-dong, dan Songbong-dong di Distrik Wiyeon mengumpulkan bebatuan dari pukul 14.00 hingga pukul 18.00 sore. Pekerjaan itu mereka lakukan selepas menyelesaikan kelas pagi.

Batu-batu yang telah dikumpulkan harus dibawa ke lokasi konstruksi tanggul di hulu Sungai Geumsan, yang mengalir ke Amnok. Tahun lalu, Sungai Geumsan termasuk di antara wilayah yang mengalami banjir hingga mengakibatkan banyak kerusakan.

Pembangunan tanggul Sungai Geumsan sendiri direncanakan berakhir pada akhir Juni ini. Kendati demikian, jadwalnya terhambat karena kurangnya batu.

Untuk memenuhi kekurangan ini, siswa dari wilayah-wilayah tetangga seperti Seonghu-dong, Hyesan-dong, Hyemyong-dong, dan Yeonbong-dong turut diminta mengumpulkan batu dari tambang di Yeonbong-dong.

Sementara siswa dari wilayah pinggiran Hyesan seperti Masan-dong, Chun-dong, dan Hyetan-dong diminta mencari batu di tambang Hyesan Youth Mine.

Menurut sejumlah sumber, pengumpulan batu ini telah menyebabkan para siswa mengalami kecelakaan dan masalah kesehatan. Tak jarang orang tua murid protes ke sekolah.

"Banyak sekali insiden di mana tangan dan kaki terluka saat mengumpulkan batu. Ada juga siswa yang sampai mimisan saat tidur saking lelahnya," kata seorang sumber.

Karena masalah ini, banyak orang tua murid yang akhirnya tak mengizinkan anak-anak mereka sekolah agar tidak diminta mengumpulkan batu.

Pada Sabtu (21/6), KCNA melaporkan hujan lebat mengguyur ibu kota Pyongyang dan sejumlah provinsi di utara dan tengah hingga memicu peringatan.

(blq/bac)

Read Entire Article
| | | |