Kisah Bawang Merah Penghembus Napas Dapur Warga Watuwungkuk

16 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Bagi warga Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tanaman bawang merah yang berasal dari bibit Biru Lancor merupakan pusat pemutar ekonomi.

Dafid Prasasti, petani bawang merah yang juga menjabat Ketua Kelompok Tani (Poktan) Harapan Jaya 1, mengungkapkan bahwa 90 persen penduduk desa berprofesi sama sepertinya. Hal itu disampaikan saat Dafid menemani Tim Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren 2025 dari Bank Indonesia Jawa Timur mengunjungi Desa Watuwungkuk.

Dalam ekosistem bawang merah Desa Watuwungkuk, ada Listiyawati yang berperan sebagai produsen bawang merah goreng, Memulai usaha sejak 3 tahun lalu, Listiyawati awalnya memproduksi bawang merah goreng sebanyak 200-300 kilogram (kg).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama, Listiyawati sebagai ibu Kepala Desa Watuwungkuk dan Pelindung Poktan Harapan Jaya 1, mulai menyadari ada yang berubah dari poktan. Berkat pelatihan yang diberikan Bank Indonesia Malang, para anggota poktan berhasil mempertajam kemampuan, termasuk dalam hal pemasaran.

Ada beragam pelatihan yang diberikan Bank Indonesia Malang, tetapi pemasaran digital dinilai Listiyawati sebagai solusi atas rendahnya produktivitas dan penjualan produksi usaha bawang merah goreng miliknya yang diberi nama BW Bintang.

Usai pemasaran dilakukan oleh Poktan Harapan Jaya 1, penjualang BW Bintang pun meroket. Dari produksi 1-2 kuintal per hari, kini mencapai 900 kg hingga 1 ton. Jumlah warga yang terlibat dalam usaha Listiyawati pun berkembang. Setidaknya, 1 ton bawang merah mentah dikerjakan oleh lebih dari 100 warga desa sebagai buruh kupas.

Sistemnya terbagi menjadi 2 shift, masing-masing shift diisi 6 orang pekerja yang merupakan warga setempat. Mereka mencuci bawang merah, mencincang, dan menggorengnya menggunakan 9 wajan besar.

Listiyawati mengatakan, pengiriman bawang merah goreng produksinya sudah sampai ke Kalimantan, Papua, serta Bali. Penjualan juga dilakukan memanfaatkan berbagai marketplace di internet.

"Alhamdulillah berubah drastis, sekarang sudah lebih bagus karena kita sudah kerja sama dari Bank Indonesia. Per hari itu sudah hampir 1 ton. Kalau marketing memang saya serahkan ke Pak Dafid (Poktan Harapan Jaya 1)," ujarnya.

Ketua Poktan Harapan Jaya 1, Dafid Prasasti menambahkan, pihaknya memang bercita-cita agar para petani bisa fokus mengurus tanaman bawang merah mereka yang membutuhkan perhatian dan waktu ekstra, tanpa mengkhawatirkan hal-hal lain.

"Jadi para petani anggota Poktan tidak usah memikirkan pemasaran, baik untuk bawang merah sayur atau bawang merah olahan seperti bawang goreng. Dengan berbagai pelatihan dari Bank Indonesia kini kami mampu menembus pasar hingga luar Pulau Jawa, sehingga bisa membantu menyejahterakan para petani anggota," kata Dafid.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |