Korban Pernikahan Maut Mengaku Melihat Dedi Mulyadi saat Kericuhan

8 hours ago 2

Bandung, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, diduga ada di lokasi pesta pernikahan maut putranya dan Wakil Bupati Garut di Pendopo, Lapangan Oto Iskandar Dinata.

Dugaan itu, didapat berdasarkan keterangan salah seorang warga yang menjadi korban saat kericuhan yang berujung tiga orang tewas itu.

Korban SF, kini tengah mendapatkan perawatan medis intensif akibat luka yang dialaminya setelah terjatuh dan terdesak dalam kerumunan massa.

SF mengaku ia bersama keluarganya saat itu tengah mengantri makanan gratis. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB.

Tiba-tiba di lokasi, Dedi Mulyadi hadir. Akibatnya memicu antusiasme masyarakat untuk mendekat dan bertemu langsung dengan orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.

"Lonjakan massa yang tidak terkendali menyebabkan kericuhan. Dalam situasi yang penuh desakan itu, SF terpisah dari keluarganya dan terjatuh. Petugas medis yang sigap segera memberikan pertolongan pertama dan membawa korban menggunakan ambulans menuju RSUD dr. Slamet Garut," ujarnya seperti yang dikutip dalam siaran resmi dari Bidang Humas Polda Jabar, yang ditulis, Selasa (22/7).

Belum ada pernyataan dari Dedi Mulyadi terkait hal ini. CNNIndonesia.com masih berusaha meminta klarifikasi dari Dedi Mulyadi terkait dugaan ini.

Sebelumnya Dedi malah mengaku tak tahu soal acara makan gratis ini. Dilansir dari Detikcom, setelah tragedi Dedi mengatakan yang ia tahu acara yang akan digelar pentas seni untuk masyarakat yang dijadwalkan digelar Jumat malam.

"Acara syukuran Maula dan Putri, secara pribadi saya tuh tidak tahu acara kegiatan itu. Artinya saya hanya memahami bahwa nanti malam itu ada acara kegiatan saya bertemu warga dalam bentuk pentas seni. Saya tidak tahu bahwa ada acara syukuran bersama warga, kemudian warga diundang makan bersama," ujarnya.

Namun belakangan muncul pula video Dedi sebelum insiden itu yang mengesankan ia tahu acara tersebut. Dalam video di kanal YouTube pribadinya itu Dedi bahkan bertanya apa saja yang disiapkan bagi masyarakat.

Maulana menjawab bahwa mereka menyiapkan beragam makanan dari pelaku UMKM lokal. Dedi kemudian mempersilahkan warga datang menghadiri acara.

"Jadi untuk warga dilaksanakan tanggal 18. Jadi tanggal 18 warga boleh datang ke lapangan. Makan sepuasnya, nonton sepuasnya, tertawa sepuasnya," ungkap Dedi.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochamawan, juga belum memberikan keterangan detil soal keterangan tertulis ini. Wartawan sempat mengkonfirmasi, namun sampai berita ini diturunkan, pihak Polda Jabar belum merespons.

Sebelumnya, Polda Jabar ambil alih penyelidikan kasus tewasnya satu anak, satu lansia dan satu anggota polisi di acara pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra yang merupakan anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina yang di gelar di Lapangan Oto Iskandar Dinata, Garut, kemarin ini.

"Diambil ke Polda kita masih terus lakukan asistensi terhadap jalannya acara tersebut," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, Senin (21/7).

Hendra menuturkan kecil kemungkinan penyelenggara acara, yakni Maula Akbar Mulyadi yang merupakan putra yang merupakan anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina untuk diperiksa.

Adapun mereka yang berencana untuk diperiksa dalam kejadian tersebut, yakni panitia atau pihak Event Organizer (EO). Alasan polisi, kedua mempelai telah menyerahkan seluruh acara kepada EO.

"Tahapan kami adalah penyelidikan awal. Kalau pihak mempelai, 'kan, sudah menyerahkan kepada EO ya," katanya.

Sebelumnya, acara makan siang gratis yang memicu kerumunan dibantah oleh putra dan menantu Dedi Mulyadi, Maula Akbar dan Putri Karlina. Maula menegaskan tidak ada agenda makan gratis dalam rangkaian acara syukuran pernikahannya.

"Yang ada adalah kami masih memiliki makanan yang belum keluar setelah resepsi. Daripada tidak termakan, silakan dibagikan saja kepada warga yang datang menyaksikan acara," ungkap Maula.

Putri menjelaskan bahwa pembagian makanan tidak diumumkan secara resmi. Menurut Putri, hanya ada satu acara hiburan bagi warga di malam hari.

"Balakecrakan bukan makan gratis seperti yang dimaksud, tapi lebih ke makanan yang dibagikan ke massa saja. Kami juga bingung, dari mana narasi awal makan gratis ini ada. Memang kami membagikan makanan kepada pengunjung, tapi tidak sebagai acara yang resmi," ucapnya.

"Makanya saya tidak pernah mengumumkan akan ada acara makan gratis. Makanan gratis ini ada, tapi jangan ada pengumuman. Biarkan mereka yang datang langsung mengambil saja," tambah Putri.

Ia juga menyebut bahwa sebenarnya akses jalan ke lokasi tidak direncanakan untuk ditutup. Namun, ada kesalahan teknis dalam sistem.

"Ada miskomunikasi, kesalahan pada sistem. Mengenai siapa yang harus bertanggung jawab dalam kejadian ini, silakan pihak kepolisian yang nanti berbicara," kata Putri.

(csr/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |