CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2025 18:32 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Banjir bandang yang dipicu Topan Kalmaegi menyebabkan sebanyak 140 orang tewas dan 127 orang lainnya hilang di Filipina hingga Kamis (6/11).
Wakil Administrator Kantor Pertahanan Sipil Filipina, Bernardo Rafaelito Alejandro IV mengatakan sebagian besar korban tewas berasal dari provinsi tengah Cebu.
Dia mengatakan bencana itu menyebabkan 114 orang tewas dan belum termasuk 28 korban lainnya yang tercatat oleh otoritas provinsi Cebu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 71 orang tewas di Cebu sebagian besar karena tenggelam, sementara 65 orang hilang dan 69 lainnya luka-luka. Selain itu, 62 orang juga dilaporkan hilang di Provinsi Negros Occidental di dekat Cebu.
"Kami telah melakukan segala yang bisa kami lakukan menghadapi topan ini, namun terkadang ada hal-hal tak terduga seperti banjir bandang," ujar Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, dikutip CNA.
Militer Filipina menyebut kru sedang perjalanan memberikan bantuan kemanusiaan ke provinsi-provinsi yang dilanda Topan Kalmaegi.
Sementara itu, seorang relawan penyelamat, Caloy Ramirez, mengatakan banjir yang dipicu topan itu mengubah rumah-rumah elite di tepi sungai Kota Cebu menjadi "kacau".
"Kami selalu bersiap untuk kemungkinan terburuk, dan apa yang saya lihat kemarin benar-benar yang terburuk," kata Ramirez kepada Associated Press.
Para warga mengaku air banjir memenuhi lantai dasar rumah mereka dalam hitungan menit, membuat mereka panik dan bergegas naik ke lantai atas atau atap rumah.
Ia menggambarkan wajah warga yang putus asa tampak bersinar lega ketika mereka sadar telah diselamatkan.
Menurut prakiraan cuaca, Kalmaegi kini bergerak menjauh dari provinsi Palawan bagian barat ke Laut Cina Selatan sebelum Rabu siang dan melaju cepat menuju Vietnam.
(rnp/dna)


















































