Jakarta, CNN Indonesia --
Lempar jamrah atau jumrah menjadi salah satu rangkaian ibadah haji. Pada rangkaian ini, jemaah haji melemparkan batu kerikil ke arah jamrah.
Pertanyaannya, ke mana perginya batu kerikil setelah dilempar jemaah haji?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma sebatas ritual, lempar jamrah menjadi simbol perlawanan terhadap bisikan jahat dari setan yang menyesatkan manusia.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa lempar jamrah hukumnya wajib bagi jemaah haji, bukan termasuk rukun. Artinya, jemaah haji yang tidak melakukan lempar jamrah harus membayar dam atau denda jika ingin hajinya tetap sah.
Setidaknya, ada tiga jenis jamrah yang dikenal. Di antaranya adalah jamrah ula, jamrah wustha, dan jamrah aqabah. Batu kerikil yang dilempar harus masuk ke dalam lubang jamrah.
Setiap tahunnya, ratusan batu kerikil digunakan dalam rangkaian haji ini. Namun setelahnya, apa yang terjadi pada kerikil bekas lempar jamrah tersebut?
Mengutip detikHikmah, batu kerikil yang dilempar akan jatuh ke ruang bawah tanah dengan kedalaman sekitar 15 meter.
Seorang karyawan Kidana Development Company Ahmed Al Subhi mengatakan, batu kerikil itu akan dikumpulkan, kemudian disaring dan disemprot air untuk dibersihkan. Kidana sendiri merupakan pengembang utama kawasan tempat suci tersebut.
Setelah bersih, kerikil tersebut dipindahkan dan disimpan. Nantinya, kerikil akan digunakan kembali pada musim haji berikutnya.
Pengembang juga menyediakan banyak kantong kerikil untuk jemaah, yang bisa diambil di sekitar Jembatan Jamarat di Mina dan di sekitar 300 titik kontak di Muzdalifah.
(asr/asr)