Lewat Tumpukan Sampah, Peneliti Ungkap Bukti Restoran Cepat Saji Era Romawi

18 hours ago 4

Lewat Tumpukan Sampah, Peneliti Ungkap Bukti Restoran Cepat Saji Era Romawi

Lewat Tumpukan Sampah, Peneliti Ungkap Bukti Restoran Cepat Saji Era Romawi (Via Livescience)

JAKARTA - Bukti arkeologi mengungkap adanya restoran makanan cepat saji di zaman Romawi kuno. Hal ini terungkap dari tulang burung yang ditemukan dekat lubang di sekitar reruntuhan kuno restoran makanan cepat saji di Pulau Mallorca, Romawi. 

Restoran Cepat Saji Era Romawi

"Berdasarkan tradisi kuliner lokal di Mallorca — tempat burung song thrush (Turdus philomelos) masih sesekali dikonsumsi — saya dapat mengatakan dari pengalaman pribadi rasanya lebih mirip dengan burung buruan kecil seperti burung puyuh daripada ayam," ujar peneliti di Mediterranean Institute for Advanced Studies di Mallorca, Spanyol, Alejandro Valenzuela, kepada Live Science melalui email.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Jurnal Internasional Osteoarkeologi, Valenzuela merinci analisisnya tentang kumpulan tulang hewan yang ditemukan di kota kuno Pollentia. Kota itu didirikan setelah bangsa Romawi menaklukkan Kepulauan Balearic pada tahun 123 SM. 

Pollentia dengan cepat menjadi pelabuhan Romawi yang aktif. Kota tersebut berkembang hingga mencakup kuil, pemakaman, dan jaringan pertokoan

Salah satu pertokoan ini kemungkinan berfungsi sebagai "popina". Popina merupakan tempat kecil untuk penduduk setempat dapat berkumpul dan menikmati makanan ringan atau anggur. Itu karena para arkeolog menemukan enam amfora besar yang tertanam di meja dapur. 

Di dekatnya, ada sebuah lubang pembuangan sedalam sekitar 13 kaki (4 meter). Lubang itu berisi sampah, termasuk pecahan keramik. Ini menunjukkan lubang tersebut digunakan antara tahun 10 SM dan 30 M. Selain keramik, ditemukan berbagai tulang mamalia, ikan, dan burung.

Namun, Valenzuela tertarik menyelidiki peran burung kecil dalam makanan orang Mallorca kuno. Itu karena tulang mereka yang rapuh sering kali tidak terawetkan dengan baik di situs arkeologi. Namun, di lubang Pollentia, terdapat lebih banyak tulang dari burung anis dibandingkan jenis burung lainnya.

Read Entire Article
| | | |