Jakarta, CNN Indonesia --
Olahraga jalan kaki dan lari menjadi dua aktivitas fisik andalan bagi banyak orang yang ingin membakar lemak perut. Pertanyaannya, di antara keduanya, mana yang lebih baik?
Jalan kaki dan lari sendiri termasuk dalam kategori olahraga kardio yang menawarkan berbagai manfaat kesehatan. Selain membantu membakar lemak perut, keduanya juga dapat meningkatkan sistem imun hingga menjaga jantung tetap sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan kaki vs lari
Mengutip Healthline, dari segi pembakaran lemak, lari jelas memiliki keunggulan. Pasalnya, lari dapat membakar kalori hingga dua kali lipat lebih banyak dibandingkan jalan kaki.
Meski begitu, bukan berarti jalan kaki tak bisa membantu membakar lemak. Jalan kaki tetap bisa menjadi alternatif yang baik untuk proses pembakaran lemak.
Kunci kesuksesan terletak pada teknik jalan kaki yang tepat. Misalnya, berjalan dengan intensitas cepat, membawa beban ringan, atau memilih jalur menanjak. Kesemuanya dapat memaksimalkan pembakaran lemak.
Jalan kaki juga bisa sama efektifnya dengan lari, asalkan dilakukan secara rutin dan cukup lama.
Pertimbangan memilih jalan kaki atau lari
Kamu bisa mempertimbangkan beberapa hal jika ingin memilih antara jalan kaki atau berlari.
1. Baru mulai olahraga
Jika kamu baru mulai berolahraga, maka cobalah memulainya dengan berjalan kaki jarak pendek. Tingkatkan jarak dan durasi secara bertahan.
2. Pembakaran kalori
Dari segi pembakaran kalori, lari dapat membakar kalori lebih dari dua kali lipat dibandingkan jalan kaki dalam waktu yang sama.
Misalnya, seseorang dengan berat 72 kilogram (kg) berjalan kaki 30 menit dengan kecepatan 5 km/jam bakal membakar sekitar 156 kalori.
Sementara berlari dengan kecepatan 10 km/jam dalam durasi sama bisa membakar sekitar 356 kalori.
3. Dampak pada tubuh
Jalan kaki dianggap sebagai olahraga low impact. Sedangkan lari merupakan olahraga high impact.
Pertimbangkan kondisi tubuh sebelum memilih antara jalan kaki dan lari. Jika persendian tidak memungkinkan untuk olahraga high impact, maka pilih saja jalan kaki.
4. Risiko cedera
Risiko cedera bisa lebih tinggi pada aktivitas lari dibandingkan jalan kaki. Studi menunjukkan, 19-79 persen pelari mengalami cedera.
(asr)

















































