Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengejar perjanjian dagang dengan Meksiko agar Indonesia terbebas dari pukulan tarif.
Ia menegaskan sejauh ini belum ada pengumuman resmi tentang tarif bagi Indonesia.
Akan tetapi, Budi berharap Indonesia selamat dari kebijakan Meksiko tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti kita pendekatannya dengan perjanjian dagang biar gak dikenakan (tarif Meksiko). Dengan perjanjian dagang kan nanti ada perjanjian khusus," jelasnya usai Strategic Forum Perdagangan Internasional: Indonesia-Eurasian Economic Union (EAEU) FTA di Hotel Fairmont Jakarta, Senin (15/12).
"Kalau diskusi kan sudah berjalan, bertahap diskusi untuk bilateral. Perjanjian dagangnya sudah diskusi, kemarin juga sudah ketemu, tapi kan nanti dijadwalkan ulang," tegas Budi.
Budi mengusulkan perjanjian bilateral dengan Meksiko berbentuk Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Menurutnya, opsi tersebut akan menduplikasi perjanjian antara Indonesia dan Peru.
Di lain sisi, Indonesia juga bakal menandatangani perjanjian dagang dalam bentuk free trade agreement (FTA) bersama Eurasian Economic Union (EAEU).
Mendag Budi berharap kerja sama itu bisa memudahkan kedua negara mencari mitra dagang.
Terpisah, Reuters melaporkan bahwa Senat Meksiko telah menyepakati ide kenaikan tarif impor hingga 50 persen untuk sejumlah negara Asia. Hal tersebut diputuskan pada Rabu (10/12), di mana rencananya tarif impor mulai berlaku pada 2026 mendatang.
Barang-barang yang bakal dikenakan bea masuk, antara lain mobil, suku cadang mobil, tekstil, pakaian, plastik, dan baja.
Sementara, negara-negara sasaran Meksiko adalah mereka yang tidak memiliki perjanjian perdagangan, termasuk China, India, Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia.
Akan tetapi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah Indonesia terdampak kebijakan tarif Meksiko.
"Kalau itu kan terhadap barang yang masuk ke Meksiko. Jadi, buat Indonesia kan enggak ada," kata Airlangga ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (12/12).
"Kita tidak impor dari Meksiko. Tidak, tidak, tidak (berpengaruh ke Indonesia). Belum ada (rencana negosiasi dengan Meksiko)," tegasnya.
(skt/sfr)
















































