Mentan Jepang Resign Imbas Pamer Tak Pernah Beli Beras saat Harga Naik

5 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertanian Jepang Taku Eto mengundurkan diri dari jabatan setelah komentarnya pamer tak pernah harus membeli beras mengundang kritik hingga kecaman publik.

Komentar yang diklaimnya hanya gurauan itu terlontar di acara publik kala masyarakat tengah menghadapi kenaikan harga beras yang signifikan.

Pada Rabu (21/5), Eto mengatakan kepada wartawan dirinya telah memberikan surat pendunduran diri ke Perdana Menteri Shigeru Ishiba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip AFP, Eto mengatakan surat resign itu ia berikan setelah sang PM "melayangkan serangkaian kata-kata tegas" kepadanya.

Ishiba lalu mengatakan kepada parlemen Jepang bahwa telah menerima surat pengunduran diri Eto.

Komentar yang dianggap tone-deaf itu dilontarkan Eto dalam acara penggalangan dana politik pada Minggu dan pertama kali dilaporkan oleh Kyodo News hingga tersebar cepat ke media lainnya.

Sementara itu, dalam rekaman yang ditayangkan stasiun penyiaran publik NHK memperlihatkan Eto tengah berbicara di podium dalam acara tersebut. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak pernah harus membeli beras karena para pendukungnya kerap memberikannya sebagai hadiah.

Eto bahkan terdengar mengaku bahwa ia "punya cukup banyak beras hingga bisa dijual."

"Saya baru saja dimarahi istri lewat telepon. Kami hanya berdua, jadi biasanya memang cukup (beras), tapi dia bilang kalau beras habis, dia tetap pergi membelinya," kata Eto kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

Pernyataan Eto itu pun memicu kemarahan publik terutama di media sosial karena dianggap tidak bisa bersimpati kepada warga yang tengah menghadapi kenaikan harga beras.

"Anda sudah tamat. Cepat mundur!" tulis seorang pengguna di X.

Menanggapi pertanyaan wartawan pada Senin, Eto meminta maaf atas pernyataannya tersebut. Ia mengakui telah salah bicara dan mungkin melebih-lebihkan demi menghibur hadirin. Namun, ia menghindari pertanyaan soal apakah ia berniat mengundurkan diri.

PM Ishiba juga menyayangkan pernyataan Eto tersebut, yang dianggapnya "pernyataan yang tidak perlu terlontar" dari mulut pejabat.

"Tugas Menteri Pertanian saat ini adalah untuk mencari dan memberikan solusi di tengah lonjakan harga beras. Saya berharap dia menawarkan solusi-solusi," kata Ishiba seperti dikutip AFP.

Dalam pernyataan hari ini, Ishiba bahkan melayangkan permintaan maaf terkait kegaduhan yang dibuat salah satu menterinya itu.

"Saya meminta maaf kepada rakyat Jepang karena adalah tanggung jawab saya yang menunjuknya (sebagai menteri)," kata Ishiba.

Hari ini juga, Ishiba menunjuk Shinjiro Koizumi, sebagai pengganti Eto. Koizumi merupakan eks menteri lingkungan Jepang dan anak dari eks PM Junichiro Koizumi.

Isu harga beras memang menjadi topik sensitif bagi pemilih di Jepang. Hal ini pun bisa berdampak buruk bagi Partai Demokrat Liberal (LDP) pimpinan PM Ishiba menjelang pemilu majelis tinggi pada Juli mendatang.

Survei opini Kyodo News pada Minggu menunjukkan tingkat dukungan terhadap Ishiba turun ke titik terendah, hanya 27,4%, dengan hampir sembilan dari sepuluh responden menyatakan tidak puas terhadap penanganan pemerintah atas lonjakan harga beras.

Setelah sempat turun untuk pertama kalinya dalam 18 minggu, harga beras eceran kembali naik pada pekan yang berakhir 11 Mei lalu.

Data menunjukkan harganya tetap dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang naik akibat gelombang panas ekstrem yang merusak panen serta lonjakan permintaan dari sektor pariwisata.

Untuk kemasan 5 kilogram, harga rata-rata beras di supermarket mencapai 4.268 yen (sekitar Rp484 ribu), naik 54 yen dibandingkan pekan sebelumnya.

Pemerintah telah mulai mengeluarkan stok darurat beras sejak Maret guna menekan harga, namun sejauh ini belum membuahkan hasil yang signifikan.

(bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |