Menteri PPPA: 1 dari 7 Anak RI Jadi Korban Perundungan Daring

12 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi mengungkap, 1 dari 7 anak di Indonesia pernah menjadi korban perundungan daring atau cyberbullying. Data ini berasal dari Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2024.

"Hasil survei nasional yang kita lakukan, Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2024, menunjukkan bahwa 1 dari 7 anak di Indonesia pernah mengalami perundungan melalui cyber," kata Arifah dalam Konferensi Pers Hari Anak Nasional yang digelar di Gedung KemenPPPA, Jakarta Pusat,Rabu (16/7).

Selain perundungan, Arifah juga mengungkap berbagai risiko digital lain yang mengintai anak-anak Indonesia. Ia menyebutkan bahwa 4 dari 100 anak pernah menjadi korban kekerasan seksual daring, sementara 25 persen anak menerima pesan bermuatan seksual, dan 50 persen anak mengaku pernah melihat konten seksual di media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski berbagai ancaman tersebut sudah mengemuka, baru 37 persen anak yang menerima edukasi keamanan digital, menurut data yang dikumpulkan Kementerian PPPA.

"Jadi hari ini anak kita sedang menjelajahi ruang maya tanpa perlindungan yang cukup. Atau bahkan sering kali tanpa pendampingan," tegas Arifah.

Arifah juga menyoroti tingginya angka anak usia dini yang sudah terekspos dunia digital, berdasarkan data BPS 2024. Berikut catatannya:

- 35 persen anak usia 1-5 tahun telah menggunakan gadget dan terhubung ke internet,
- 78 persen anak usia 5-6 tahun menggunakan gadget,
- 35 persen diantaranya juga sudah terkoneksi internet.

Ia mengingatkan, meski ruang digital memberi kesempatan belajar dan bersosialisasi, ancaman terhadap keselamatan serta perkembangan karakter anak juga sangat nyata.

Peringatan Hari Anak Nasional 2025 mengusung tema "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045". Tema ini, menurut Arifah, sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam RPJMN 2025-2029, khususnya dalam agenda pembangunan sumber daya manusia.

Menteri PPPA pun mengajak semua pihak, termasuk orang tua, guru, hingga pengambil kebijakan, untuk aktif mendampingi anak-anak dalam aktivitas digital mereka.

"Anak-anak adalah pengguna aktif teknologi, tapi belum tentu mereka siap dengan risikonya. Di sinilah peran kita, untuk hadir, mendampingi, dan melindungi mereka," ujarnya.

(tis/asr)

Read Entire Article
| | | |