Miss Universe Meksiko Dihina, Kontestan Dunia Kompak Bela

3 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Insiden tak menyenangkan mewarnai ajang Miss Universe 2025 di Bangkok, Thailand. Sebuah video yang memperlihatkan Miss Universe Meksiko, Fatima Bosch, dimarahi oleh seorang direktur kontes kecantikan asal Thailand beredar luas dan memicu gelombang kemarahan serta perdebatan global soal misogini dan pemberdayaan perempuan.

Dalam tayangan yang disiarkan langsung, Nawat Itsaragrisil, Presiden Miss Grand International (MGI), tampak memarahi Bosch karena dianggap tak cukup aktif mempromosikan Thailand sebagai tuan rumah. Dia bahkan menuduh Bosch mengikuti arahan direktur kontes Meksiko untuk "menyabotase" promosi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Bosch mencoba menjelaskan, Nawat justru memotong pembicaraan dengan kalimat, "Saya tidak memberi Anda kesempatan untuk bicara," sebelum memanggil petugas keamanan untuk mengusirnya.

Tindakan itu membuat sejumlah kontestan lain berdiri dan keluar ruangan sebagai bentuk solidaritas, yang kemudian diancam akan dieliminasi jika tak kembali duduk.

Dihina, tapi tak bungkam

Bosch, 25 tahun, tetap anggun dan tegar di tengah perlakuan kasar itu. Dalam video yang dia unggah di TikTok, Bosch menyebut tindakan Nawat sebagai bentuk penghinaan terhadap dirinya dan perempuan secara umum.

"Dia menyuruhku diam, dan mengatakan hal-hal lain yang tidak pantas. Dunia perlu tahu ini. Kami adalah perempuan yang berdaya, dan ini adalah panggung bagi suara kami. Tak ada yang bisa membungkam suara kami," ujar Bosch tegas, mengutip CNN.

Presiden Miss Universe Organization, Raúl Rocha, ikut mengecam tindakan Nawat dan melarangnya terlibat dalam kegiatan resmi ajang tersebut. Rocha menyebut Nawat telah mempermalukan dan mengintimidasi seorang perempuan yang tak bersalah.

"Saya telah membatasi partisipasi Nawat dalam acara Miss Universe ke-74 sebanyak mungkin, bahkan mungkin menghapusnya sepenuhnya," kata Rocha dalam pernyataan berbahasa Spanyol.

Nawat kemudian menyampaikan permintaan maaf terbuka, mengaku tidak bermaksud menyakiti siapa pun, dan menyesali tindakannya.

Dukungan dari Presiden Meksiko

Kasus ini turut menarik perhatian Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, yang menyebut keberanian Bosch sebagai contoh nyata perempuan yang memilih bersuara.

"Perempuan terlihat lebih cantik saat kita berani bersuara dan berpartisipasi. Karena itulah bentuk pengakuan atas hak kita," kata Sheinbaum dalam konferensi pers.

Sheinbaum menyinggung ungkapan seksis yang kerap diterima perempuan di negaranya, "Calladita te ves más bonita" (kau terlihat lebih cantik saat diam), dan menegaskan bahwa kalimat itu harus diubah menjadi seruan pemberdayaan.

Peristiwa itu juga memunculkan refleksi dari para aktivis dan mantan ratu kecantikan. Catalina Ruiz Navarro, jurnalis feminis asal Kolombia, menilai insiden tersebut menyingkap sisi patriarki yang masih melekat dalam dunia kontes kecantikan.

"Miss Universe adalah ajang yang masih mengontrol tubuh perempuan, bagaimana mereka harus tampil, berperilaku, dan menyesuaikan diri dengan standar tertentu. Tapi keberanian Bosch menunjukkan batas yang mulai mereka lawan," ujar Ruiz.

Miss Universe 2023 asal Nikaragua, Sheynnis Palacios, turut angkat suara.

"Mahkota tak seharusnya mengorbankan martabat perempuan," tulisnya di media sosial.

Sementara itu, Alicia Machado, Miss Universe 1996 asal Venezuela, menilai praktik tidak etis di ajang kecantikan internasional masih sering terjadi. Dia menyerukan agar panggung tersebut digunakan untuk memperjuangkan kesetaraan gender.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |