Penjualan Mobil Malaysia 2024 Lewati Thailand, Nyaris Depak Indonesia

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Malaysia berhasil menempati posisi dua terbesar dalam penjualan domestik kendaraan roda empat dan lebih di Asia Tenggara selama 2024. Hasil itu menggeser Thailand ke posisi tiga, sementara Indonesia tetap berada di puncak.

Menurut data penjualan mobil ASEAN yang diolah Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di Malaysia pada 2024 tembus 816.747 unit, terpaut sedikit dari Indonesia yang membukukan 865.723 unit.

Sedangkan Thailand yang berada pada urutan tiga hanya mengemas 562.954 unit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski menempati urutan pertama, hal ini tentu menjadi bahan pertanyaan sebab penjualan di Malaysia hampir mendekati Indonesia. Belum lagi Indonesia dikenal sebagai negara padat penduduk yakni lebih dari 280 juta jiwa, sementara Malaysia hanya memiliki warga sekitar 35 juta jiwa.

"Perlu saya jadikan catatan bahwa Malaysia sebelumnya ada di ranking ketiga, namun tahun lalu mereka mampu membukukan 816 ribuan unit untuk domestic marketnya," kata Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (19/5).

"Akhirnya kami mencoba mencari tahu Malaysia yang penduduknya 30 juta lebih itu kenapa pasarnya bisa sampai penuh 800 ribuan," ucap Kukuh menambahkan.

Menurut Kukuh, Gaikindo akhirnya memperoleh jawabannya karena pasar mobil domestik Malaysia didukung insentif pemerintah, yang belum dicabut sejak pandemi Covid-19.

"Nah informasi yang kami peroleh dari kolega kami di Malaysia, kenapanya itu karena mereka masih mempertahankan kebijakan insentif pada waktu pandemi, belum dicabut. Ini ternyata berdampak terhadap pasarnya," kata dia.

Selain itu Kukuh juga mengapresiasi pemerintah Malaysia yang tak terlalu membebankan pajak kepemilikan mobil kepada warganya. Kondisi itu dinilai berbeda jauh dari Indonesia.

Ambil contoh perbandingan antara pajak tahunan Toyota Avanza di Indonesia dengan yang berlaku di Malaysia.

Menurut Kukuh, pemilik Toyota Avanza di Indonesia harus merogoh kocek sekitar Rp4 juta per tahun untuk membayar pajak tahunan kendaraan. Tapi di Malaysia, pajak tahunan mobil yang sama hanya sekitar Rp385 ribuan.

Tak hanya itu, pengguna Avanza di Malaysia juga tidak dikenakan biaya perpanjangan STNK setiap lima tahun. Perbedaan lainnya terlihat pada Bea Balik Nama (BBN) yang mencapai sekitar Rp2 juta di Indonesia, sementara di Malaysia hanya sekitar Rp500 ribu.

"Jadi, kalau itu dikurangin kan lumayan, atau dibuat lebih rasional," ujar Kukuh.

Kukuh melanjutkan pengenaan pajak tinggi buat mobil jenis tertentu tak lagi relevan saat ini. Sebab banyak mobil yang kini tak hanya digunakan sebagai moda transportasi, melainkan sebagai alat penyambung hidup.

"Karena mobil-mobil seperti ini boleh dibilang bukan lagi barang mewah. Karena misalnya jenis-jenis yang Rp300 juta atau Rp400 juta ke bawah, itu sudah menjadi bagian dari hidupnya karena dipakai untuk mencari nafkah. Jadi saatnya kita mengevaluasi," ujar Kukuh.

Kukuh turut menyinggung soal pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil jenis tertentu. Bagi dia pengenaan tarif itu perlu dikaji ulang agar tidak membebani masyarakat yang hendak membeli mobil baru.

(ryh/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |