Perang Kian Alot, Kamboja Tuduh Thailand Bom Kamp Pengungsi Siem Reap

2 hours ago 3

CNN Indonesia

Senin, 15 Des 2025 17:45 WIB

Kamboja menuding Thailand melakukan serangan jauh ke dalam wilayahnya di tengah perang kedua negara di perbatasan yang kembali memanas, pada Senin (15/12) pagi. Kamboja menuding Thailand melakukan serangan jauh ke dalam wilayahnya di tengah perang kedua negara di perbatasan yang kembali memanas, pada Senin (15/12) pagi. (Foto: AFP/FREDERICK FLORIN)

Jakarta, CNN Indonesia --

Kamboja menuding Thailand melakukan serangan jauh ke dalam wilayahnya di tengah konflik perbatasan yang kembali memanas, pada Senin (15/12) pagi.

Serangan itu membom daerah-daerah yang berjarak kurang dari dua jam perjalanan dari kuil-kuil Angkor yang berusia berabad-abad dan menjadi titik panas sengketa kedua negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebuah jet tempur Thailand telah mengebom "dekat kamp pengungsi sipil di distrik Srei Snam, provinsi Siem Reap".

Menteri Informasi Neth Pheaktra juga mengatakan kepada AFP bahwa ini merupakan pertama kali selama bentrokan terbaru militer Thailand menyerang wilayah Siem Reap.

Provinsi itu merupakan lokasi kompleks kuil Angkor dan destinasi wisata utama Kamboja, yakni Situs Warisan Dunia UNESCO Angkor Wat.

Neth Pheaktra menyebut jet tempur F-16 Thailand menembus lebih dari 70 kilometer ke dalam wilayah Kamboja.

Menurut para pejabat, bentrokan yang kembali terjadi oleh kedua negara di Asia Tenggara tersebut bulan ini telah menewaskan sedikitnya 28 orang, termasuk tentara dan warga sipil, dan menyebabkan sekitar 800.000 orang mengungsi.

Masing-masing pihak juga saling menyalahkan atas pemicu konflik, dengan mengeklaim pembelaan diri dan saling tuding melakukan serangan terhadap warga sipil.

Sebelumnya, puluhan orang tewas dalam lima hari pertempuran pada Juli lalu sebelum gencatan senjata disepakati, namun kemudian kembali dilanggar dalam hitungan bulan.

Konflik ini merupakan bagian dari sengketa panjang yang berakar pada penetapan perbatasan sepanjang 800 km antara kedua negara pada era kolonial.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada awal tahun juga turun tangan dalam konflik itu hingga berhasil membantu Thailand-Kamboja menyepakati gencatan senjata. Namun, perang pecah lagi.

Pekan lalu, Trump juga turut menghubungi kedua negara dan menegaskan bahwa Thailand-Kamboja sepakat melakukan gencatan senjata mulai Sabtu (13/12) malam.

Namun, bentrokan terus berlangsung sepanjang akhir pekan hingga Senin (15/12), dan Bangkok membantah klaim Trump tentang gencatan senjata itu.

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, yang membubarkan parlemen pekan lalu untuk membuka jalan bagi pemilu tahun depan, menulis di Facebook pada Minggu (14/12) bahwa pemerintahannya akan tetap melanjutkan pertempuran.

Para pejabat militer di kedua belah pihak mengatakan bentrokan dan serangan di sepanjang perbatasan masih berlangsung pada Senin (15/12).

(rnp/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |