Jakarta, CNN Indonesia --
Bus Cahaya Trans menarik perhatian setelah mengalami kecelakaan maut yang merenggut 16 nyawa di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Semarang, Jawa Tengah.
Kecelakaan terjadi pada pukul 00.30 WIB dengan membawa 33 penumpang dengan rute Jatiasih, Bekasi menuju Yogyakarta.
Bus diduga melaju kencang dan hilang kendali sampai menabrak pembatas jalan sampai akhirnya terguling.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aan Suhanan mengungkap bus tersebut dinyatakan tidak laik jalan.
Pernyataan itu disampaikan setelah pihaknya menemukan data bukti lulus uji atau (BLU-e), yakni uji berkala kendaraan tersebut terakhir pada 3 Juli 2025 serta hasil ramp check pada 9 Desember 2025 dinyatakan tidak laik jalan dan dilarang beroperasi.
Bahkan, bus tersebut tidak terdaftar sebagai angkutan pariwisata maupun antarkota antarprovinsi (AKAP) dalam aplikasi MitraDarat.
Profil PO Bus Cahaya Trans
Mengutip dari situs resminya, Senin (22/12), PO Cahaya Trans berkantor pusat di Jalan Limo Raya No. 10, Cinere, Depok, Jawa Barat dengan jargon "Sensasi Perjalanan Senyaman di Udara".
Perusahaan menyediakan pelayanan jasa transportasi angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP), pariwisata, dan cargo.
Cahaya Trans menyiapkan beragam fasilitas dalam setiap busnya, mulai dari AC, LED TV, instalasi pemutar musik, sampai toilet. Selain itu, mereka juga memberikan fasilitas leg rest, reclaining seat, bantal, selimut, dan cabin luggage di tiap tempat duduknya.
Saat ini, perusahaan melayani berbagai rute perjalanan dari Jabodetabek menuju kota-kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang, Salatiga, Boyolali, Kartasura, Delanggu, Klaten, Prambanan, dan Yogyakarta.
Rute tersebut dilayani oleh armada bus yang umumnya berwarna kuning terang dari berbagai karoseri mulai dari Adi Putro Voyager SHD, Adi Putro Jetbus 2+ SHD, Tentrem Avante H8, dan Laksana HD Prime.
(fln/sfr)
