PVMBG Ungkap Fakta Pergerakan Tanah di Purwarkarta

7 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah turun ke titik lokasi pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat untuk mengetahui lebih lanjut penyebab bencana tersebut.

PVMBG mengecek kondisi lapisan tanah dan bebatuan, baik menggunakan drone untuk melihat secara keseluruhan lokasi bencana maupun memeriksa langsung menggunakan alat khusus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk sementara, hasil pemeriksaan kami menunjukkan bahwa penyebab utama pergerakan tanah ini adalah faktor geologi. Permukaan tanah terdiri dari material lepas yang poros, sedangkan di bawahnya terdapat lapisan batu lempung yang kedap air dan licin seperti sabun bila basah," kata Ketua Tim Tanggap Darurat PVMBG Iqbal Eras Putra, Senin (16/6), melansir Detik.

Dalam proses investigasi, tim PVMBG menggunakan berbagai metode termasuk pemetaan udara dengan drone, pengecekan morfologi, serta penggalian ringan untuk melihat lapisan bawah permukaan.

"Kami menemukan bahwa lapisan bawahnya bukan tanah biasa, melainkan batu lempung. Ini memperkuat dugaan bahwa faktor geologi sangat berpengaruh pada kejadian ini," lanjut Iqbal.

Kondisi geologis ini menyebabkan lapisan tanah di atas batu lempung menjadi labil, terlebih saat jenuh air akibat hujan berkepanjangan. Iqbal menegaskan jika faktor geologis menjadi faktor penyebab pergerakan tanah.

Iqbal mengatakan pihaknya tidak menemukan indikasi patahan aktif di wilayah tersebut, meski struktur batu lempung menunjukkan pola-pola umum retakan yang lazim ditemukan pada jenis batuan tersebut.

Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut bencana tanah bergerak di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, sudah terjadi beberapa kali sejak April.

Data Badan Geologi menunjukkan bencana ini terjadi pada Minggu (20/4), pukul 22.00 WIB, Rabu (23/4), pukul 20.00 WIB, Senin (19/5), pukul 07.00 WIB, Rabu (21/5), serta Sabtu (14/6).

Secara morfologi, daerah bencana yang memiliki ketinggian 370 meter di atas permukaan laut itu, berupa perbukitan dengan kemiringan lereng yang agak curam hingga curam.

Status tanggap darurat

Merespons kejadian terbaru, Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengimbau masyarakat menjauhi lokasi tanah bergerak untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana susulan.

Pemkab Purwakarta telah menetapkan status tanggap darurat bencana. Selain itu, pemkab juga menggandeng Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengkaji kondisi wilayah tersebut.

"Per hari ini kami tetapkan status menjadi tanggap darurat, kemudian kami akan menyiapkan penanganan lanjutan seperti mempersiapkan relokasi bagian warga terdampak," kata Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein di Kantor Desa Pasirmunjul, Senin (16/6), dikutip dari Detik.

Sementara itu, Sekda Purwakarta Norman Nugraha mengatakan hingga saat ini, rentang waktu tanah bergerak terjadi setiap satu jam, sedangkan sebelumnya tanah bergerak cukup sering terjadi dengan rentang waktu lima menit.

Seiring dengan kondisi tersebut, ia mengingatkan masyarakat agar tidak mendekati lokasi bencana, apalagi sampai melakukan aktivitas di lokasi bencana.

"Segala upaya berupa bantuan logistik semaksimal mungkin untuk segera didistribusikan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat di lokasi pengungsian. Jadi kami mengimbau masyarakat tidak beraktivitas di sekitar lokasi bencana," katanya, Selasa (17/6), dilansir Antara.

Norman mengatakan bencana tanah bergerak yang terjadi beberapa hari terakhir, merupakan bencana terbesar sejak 2007. Oleh karena itu, diperlukan penanganan darurat bencana alam.

BPBD Jawa Barat mengungkapkan bencana di Desa Pasirmunjul mengakibatkan sekitar 250 warga setempat harus mengungsi.

Berdasarkan laporan sementara, bencana tersebut mengakibatkan sekitar 70 bangunan mengalami kerusakan, yang terdiri atas 57 rumah rusak berat, satu fasilitas umum rusak berat, satu tempat ibadah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dan delapan rumah rusak ringan

Sesuai dengan data BPBD Purwakarta, pada 11-14 Juni 2025 tanah bergerak atau tanah ambles telah menjalar sejauh 20 meter dari titik awal dan terus bertambah setiap 10 menit.

Kejadian ini juga menyebabkan puluhan makam keluarga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul terpaksa dipindahkan.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |