CNN Indonesia
Jumat, 07 Nov 2025 09:50 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. mengumumkan keadaan darurat usai Topan Kalmaegi menyebabkan ratusan orang meninggal dunia, Kamis (6/11).
Pengumuman itu diambil dalam rapat bersama Dewan Nasional Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana (NDRRMC).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marcos mengatakan status darurat nasional diberlakukan untuk mempercepat upaya penyelamatan, penyaluran bantuan, dan pemulihan, termasuk untuk mempermudah pencairan dana darurat serta proses pengadaan logistik.
"Melihat luasnya wilayah yang terdampak Topan Tino, serta akan dilanda Topan Uwan, maka berdasarkan usulan NDRRMC kami menyatakan keadaan darurat," kata Marcos, seperti dikutip Philstar.
Lebih dari 1,9 juta warga Filipina terdampak oleh Topan Kalmaegi atau Tino. Negara ini juga diprediksi akan dilanda Topan Uwan yang diperkirakan akan menguat menjadi topan super pada Sabtu (8/11).
Korban tewas akibat Topan Kalmaegi saat ini telah mencapai 142 jiwa. Menurut Marcos, 10 hingga 12 wilayah Filipina terkena dampak topan ini.
Menurut data bencana EM-DAT, Topan Tino merupakan topan paling mematikan di dunia pada 2025.
Filipina dilanda sekitar 20 topan dan badai setiap tahun. Pada 2024, Badai Tropis Kristine atau Trami yang dinobatkan sebagai topan paling mematikan ketiga di dunia, menerjang Filipina hingga 191 orang tewas.
(blq/dna)


















































