Jakarta, CNN Indonesia --
Minuman matcha kini tengah naik daun. Rasanya yang khas dan citranya yang dianggap menyehatkan membuat banyak orang mengonsumsinya secara rutin.
Namun, di balik popularitasnya, ada risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Baru-baru ini, media sosial juga diramaikan oleh cerita seorang pengguna yang mengaku melihat seseorang harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) akibat terlalu banyak minum matcha. Cerita ini menimbulkan keresahan, terutama di kalangan pecinta minuman hijau tersebut. Apakah benar matcha bisa memicu gangguan lambung?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, Imelda Maria Loho menjelaskan bahwa matcha memiliki efek yang serupa dengan kopi dan teh dalam hal memengaruhi kerja sistem pencernaan.
Salah satu efek yang perlu diwaspadai adalah potensi terjadinya GERD, atau penyakit refluks asam lambung.
Menurut Imelda, matcha dapat memicu pelemahan pada otot katup antara kerongkongan dan lambung, yang disebut sfingter esofagus bawah. Katup ini semestinya hanya terbuka ketika makanan atau minuman masuk ke lambung. Namun, dalam kondisi tertentu, termasuk akibat pengaruh zat tertentu dalam matcha, katup ini bisa terbuka secara tidak wajar.
"Jika katup ini terbuka saat tidak ada makanan, asam lambung bisa naik ke kerongkongan. Inilah yang menyebabkan rasa terbakar di dada, mulut pahit, atau tenggorokan terasa asam," kata Imelda dalam diskusi yang diselenggarakan RS Pondok Indah Group di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (18/6).
Tak hanya rasa tidak nyaman, refluks asam yang terjadi secara berulang juga bisa menimbulkan gejala lain. Misalnya sendawa terus-menerus, perasaan penuh di bagian dada, hingga sesak napas. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas harian dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Hal yang perlu diingat, efek ini tidak hanya disebabkan oleh matcha, Imelda juga menyebut bahwa teh, kopi, dan cokelat dapat memberikan dampak serupa. Semua minuman ini bisa memengaruhi kerja katup lambung dan memicu naiknya asam jika dikonsumsi berlebihan.
"Kalau dikonsumsi terlalu sering, sangat wajar kalau asam lambung jadi naik," kata dia.
Bagi Anda yang memiliki riwayat gangguan lambung atau mudah mengalami refluks asam, Imelda menyarankan agar lebih berhati-hati dalam memilih jenis minuman. Konsumsi matcha tetap boleh, tetapi sebaiknya tidak dilakukan setiap hari atau dalam porsi besar.
Meskipun terkenal karena kandungan antioksidannya, matcha bukan tanpa efek samping. Seperti halnya makanan dan minuman lainnya, kunci utamanya adalah keseimbangan. Tubuh setiap orang bisa merespons dengan cara berbeda, dan sinyal dari tubuh perlu diperhatikan dengan serius.
"Kalau mulai merasakan keluhan seperti mulut terasa pahit setelah minum matcha, nyeri di dada, atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas, sebaiknya mulai kurangi konsumsinya dan konsultasikan ke dokter. Karena pada akhirnya, yang sehat adalah yang tidak berlebihan," kata dia.
(tis/asr)