Studi Ungkap Kebiasaan Makan yang Bisa Bikin Depresi

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kebiasaan mengonsumsi jenis makanan tertentu ternyata dapat membahayakan kesehatan, tak hanya fisik tetapi juga mental. Lalu, apa kebiasaan makan yang bisa bikin depresi?

Salah satunya adalah kebiasaan makan makanan cepat saji dapat langsung menyebabkan lonjakan gula darah yang dikaitkan dengan suasana hati yang negatif, stres, dan kecemasan.

Makanan ini juga kurang memiliki nutrisi penting, seperti vitamin B, vitamin D, magnesium, dan asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan otak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebiasaan makan yang bisa bikin depresi

Apa kebiasaan makan yang bisa bikin depresi? Jawabannya adalah kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dan ultra olahan.

Dikutip dari laman New York Post, beberapa penelitian menunjukkan kebiasaan makan cepat saji bisa bikin depresi sebab tinggi kalori, lemak, gula, dan garam tambahan.

Selain itu, mengonsumsi makanan tersebut dapat meningkatkan risiko obesitas dan kondisi terkait, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Para ahli juga memperingatkan bahwa pola makan kaya makanan ultra olahan dapat menyebabkan penyakit ginjal, penyakit radang usus, dan kanker tertentu.

Penelitian terbaru dari Pakistan mengaitkan konsumsi banyak makanan ultra-olahan dengan risiko 20-50 persen lebih terkena depresi.

"Hubungan ini tetap signifikan bahkan setelah disesuaikan dengan potensi faktor pengganggu," tulis para penulis studi di European Medical Journal Gasoenterology.

Para peneliti meninjau sembilan studi dengan lebih dari 79.700 peserta untuk menarik kesimpulan ini. Ada beberapa teori yang mendukung hubungan ini.

"Penelitian menunjukkan bahwa mikrobiota usus individu yang depresi berbeda secara signifikan dibandingkan individu yang sehat," ujar para peneliti dari Pakistan.

Dari data yang ada, penulis dapat menyimpulkan bahwa bakteri usus dapat bereaksi dengan sistem saraf dan mengakibatkan depresi.

Bakteri usus menghasilkan zat kimia yang berkaitan dengan suasana hati, yakni serotonin, dopamin, dan Gamma-Aminobutyric Acid (GABA) dan dapat mengubah kadar neurotransmitter.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, neurotransmitter membawa pesan dari satu sel saraf melintasi ruang ke sel saraf otot dan kelenjar berikutnya.

Pesan-pesan ini membantu dalam menggerakkan anggota tubuh, merasakan sensasi, hingga merespons semua informasi yang diterima tubuh dari bagian dan lingkungan luar.

Itulah penjelasan mengenai kebiasaan makan yang bisa bikin depresi, yakni kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dan ultra-olahan.

Makanan-makanan tersebut kurang memiliki nutrisi penting bagi kesehatan fisik dan mental. Semoga informasi ini bermanfaat.

(juh/juh)

Read Entire Article
| | | |