Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Donald Trump mengeklaim Amerika Serikat memiliki senjata nuklir yang mampu meledakkan dunia hingga 150 kali lipat.
Dalam wawancara eksklusif dengan CBS, Trump mengatakan Washington punya lebih banyak senjata nuklir dibandingkan negara mana pun. Senjata-senjata pemusnah massal itu menurutnya mampu menghancurkan dunia sampai 150 kali lipat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita punya cukup senjata nuklir untuk meledakkan dunia 150 kali. Rusia punya banyak senjata nuklir, China juga akan punya lebih banyak lagi. Mereka punya beberapa, tapi (lebih banyak AS)," kata Trump.
Trump bicara demikian saat ditanya mengenai pernyataannya pada 30 Oktober lalu yang menginstruksikan Departemen Perang atau Kementerian Pertahanan AS untuk segera memulai uji coba nuklir.
Instruksi Trump itu disampaikan melalui media sosial menjelang pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan. Trump dan Xi ada di Korsel untuk menghadiri rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (KTT APEC).
Trump saat itu mengatakan uji coba senjata nuklir mesti dilakukan karena negara-negara lain sudah mulai melakukannya.
"Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk mulai menguji senjata nuklir kami secara setara. Proses tersebut akan segera dimulai," kata Trump dalam unggahan di media sosialnya Truth Social, Kamis (30/10).
Pernyataan Trump sendiri dilontarkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (29/30) menyatakan bahwa negaranya telah berhasil meluncurkan Poseidon dalam uji coba pada Selasa (28/10). Poseidon adalah persilangan antara torpedo dan pesawat nirawak yang memiliki kemampuan nuklir, yang dipercaya bisa menyebabkan tsunami yang cukup kuat untuk menghancurkan kota-kota pesisir.
Dalam wawancara dengan CBS 60 Minutes, Trump mengakui bahwa alasan AS hendak menguji coba senjata nuklir karena Rusia telah memulainya.
"Alasan saya memerintahkan uji coba (senjata nuklir) karena Rusia mengumumkan bahwa mereka akan melakukan uji coba. Jika Anda perhatikan, Korea Utara terus-terusan melakukan uji coba. Negara-negara lain juga sedang menguji coba. Kita satu-satunya negara yang tidak melakukannya, dan saya tidak ingin jadi satu-satunya negara yang tidak menguji coba (senjata nuklir)," tukas Trump.
Jika AS melakukan uji coba senjata nuklir, ini akan jadi yang perdana dalam 30 tahun. AS telah menjalankan moratorium terhadap uji coba bahan peledak nuklir sejak tahun 1992.
Uji coba nuklir terakhir AS dilakukan pada 23 September 1992 dengan nama sandi "Divider". Sejak itu, AS berhenti melakukannya dan hanya Korea Utara satu-satunya negara yang masih melakukan uji coba nuklir.
Saat ditanya soal ini, Trump membantah bahwa hanya Pyongyang yang melakukan uji coba nuklir. Ia menegaskan Rusia dan China juga sudah melakukannya, hanya saja publik tak tahu.
"Rusia dan China sedang menguji coba (senjata nuklir), tapi mereka tidak membicarakannya. Anda tahu, kita ini masyarakat terbuka. Kita berbeda. Kita membicarakannya. Kita harus membicarakannya, karena kalau tidak, kalian (jurnalis) akan melaporkannya. Mereka tidak punya wartawan yang akan menulis tentang itu, tapi kita punya," pungkasnya.
(bac)


















































