Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membeberkan biang kerok naiknya harga cabai merah di sejumlah daerah.
Ia menyebut lonjakan harga yang kini menembus rata-rata Rp50 ribu per kilogram (kg) dipengaruhi oleh gangguan distribusi dan kondisi cuaca yang masih diguyur hujan di berbagai wilayah.
Kendati demikian, Amran yakin hadirnya Kopdes Merah Putih bisa menekan harga cabai ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Solusi ke depan adalah kalau Koperasi (Kopdes) Merah Putih sudah jalan, itu kan punya cold storage. Jadi kalau panen puncak masuk di penyimpanan, kemudian kalau off season kita kembali," ujar Amran di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (11/11).
Bos Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu menambahkan kenaikan harga saat ini juga disebabkan pasokan cabai yang belum stabil karena belum memasuki masa panen raya.
"Ini mungkin karena sekarang kondisi distribusinya, karena hujan kan," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) hingga pekan pertama November 2025, harga cabai merah bervariasi antarwilayah.
Harga tertinggi tercatat di Kabupaten Nduga yang mencapai Rp200 ribu per kg, disusul Kabupaten Mappi Rp162.500, dan Kabupaten Pegunungan Bintang Rp120 ribu.
Sementara itu, harga terendah tercatat di kisaran Rp20 ribu per kg di sejumlah daerah sentra produksi.
Beberapa daerah lain juga mencatat lonjakan harga cabai secara signifikan. Di Kabupaten Tambrauw, harga cabai merah mencapai Rp96 ribu per kg atau 74,55 persen di atas harga acuan pemerintah (HAP).
Di Kota Merauke dan Kabupaten Halmahera Selatan, harga masing-masing menembus Rp94.667 dan Rp96 ribu per kg. Adapun di wilayah barat seperti Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak, harga justru lebih rendah di kisaran Rp25 ribu-Rp31 ribu per kg.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat fenomena kenaikan harga ini dipicu oleh minimnya pasokan dari daerah penghasil, penurunan produksi akibat cuaca ekstrem, serta meningkatnya harga di tingkat distributor.
Beberapa sentra produksi seperti Kabupaten Mukomuko juga dilaporkan mengalami gagal panen, yang semakin menekan pasokan di pasar.
Amran menyebut Bapanas dengan Kementan berupaya menstabilkan harga dengan memperkuat fasilitas penyimpanan melalui Kopdes Merah Putih yang memiliki cold storage. Ia berharap langkah ini dapat menahan stok saat panen berlimpah dan menjaga ketersediaan ketika pasokan menurun.
Secara nasional, berdasarkan data Indeks Perubahan Harga (IPH) Kementerian Perdagangan, cabai merah mengalami penurunan harga di sekitar 56,9 persen wilayah Indonesia hingga awal November.
Kendati, sejumlah daerah di Indonesia Timur masih mencatat kenaikan harga tajam akibat hambatan distribusi dan kondisi cuaca yang belum bersahabat.
(del/sfr)
















































