Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2024-2026 Ario Bayu buka suara tentang sikap Badan Perfilman Indonesia (BPI) yang menyatakan lepas tangan dari ajang FFI 2025.
Ario Bayu mengaku tidak ada masalah tertentu dari pihak komite FFI terkait sikap tersebut. Ia juga menegaskan selama ini komite FFI berkomitmen untuk memeluk semua elemen yang terlibat dalam industri perfilman di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak bisa mewakili teman-teman yang berada di organisasi itu, tapi kalau dari kami, kami merasa tidak ada apa-apa," ujar Ario Bayu di Hutan Kota GBK, Jakarta Pusat, Selasa (1/7).
"Karena kami, jujur aja, kembali lagi, kami memeluk semua teman-teman yang mendukung perfilman Indonesia," lanjutnya.
Bayu kemudian mengatakan komite FFI tetap bertugas sesuai fungsinya dengan berdasarkan amanat dari Kementerian Kebudayaan. Ia juga memastikan masih mendapatkan dukungan dari berbagai entitas, termasuk APROFI, pemangku kebijakan, sineas, bahkan hingga BPI.
Ario Bayu mengaku komitmen memeluk semua kalangan itu menjadi prinsip dasar komite FFI selama masa jabatannya. Hal itu dilakukan demi mendukung kelancaran industri film Indonesia.
Foto: (Screenshot dari Instagram @badan_perfilman_indonesia )
Tanggapan Badan Perfilman Indonesia atas ketiadaan logo BPI dalam unggahan Komite Festival Film Indonesia (FFI) pada Kamis (12/6).
"Kami tetap berjalan sesuai tugas dan fungsi kami, di mana amanat kami itu juga diberikan oleh Kementerian Kebudayaan dan yang mendukung kami juga banyak sekali dari APROFI, dari semua stakeholder film, dari insan perfilman, bahkan dari BPI itu sendiri," ungkapnya.
"Bagi kami inklusivitas itu menjadi satu fundamental, satu prinsip dasar di mana kita terus memeluk teman-teman yang ingin mendukung kelancaran perfilman Indonesia," lanjut Ario Bayu.
Bintang Samsara itu kemudian memastikan hubungannya dengan Ketua BPI Gunawan Paggaru tetap baik-baik saja. Mereka masih saling berkomunikasi hingga beberapa waktu terakhir.
Namun, Ario Bayu mengklaim perbincangan dengan Gunawan tidak membahas tentang FFI, melainkan industri film secara umum.
"Saya sering ngobrol, saya sering teleponan sama Pak Gunawan. Hubungan kami baik-baik saja," ujarnya.
"Tidak [soal FFI], kami mungkin bicaranya adalah, kembali lagi, bagaimana caranya mengedepankan ekosistem perfilman," lanjut Ario Bayu.
Badan Perfilman Indonesia (BPI) mendadak menunjukkan konflik dengan komite FFI dan menjadi perbincangan di dunia maya. Pada Kamis (12/6), akun media sosial BPI menyatakan mereka mencabut surat keputusan (SK) Komite Festival Film Indonesia (FFI) yang saat ini dipimpin oleh Ario Bayu.
Selain itu, mereka melepas tangan dari FFI 2025 yang akan digelar paruh kedua tahun ini.
Pernyataan tersebut disertai dengan unggahan ulang postingan Komite FFI soal logo dan tema FFI 2025. Namun bila biasanya ada logo BPI dan Kementerian Kebudayaan, kali ini hanya ada logo Kemenbud.
"Terima kasih logo BPI sudah ditiadakan dan dengan ini kami mencabut SK Komite FFI dan sejak dan terhitung sejak logo FFI 2025 dimana logo ini diluncurkan, maka BPI tidak lagi bertanggung jawab atas penyelenggaraan FFI," kata BPI.
"Ini adalah bentuk pengkhianatan. Salam sinema," kata BPI.
(frl/end)