Jakarta, CNN Indonesia --
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyatakan tetap meneruskan transformasi berkelanjutan, melalui fokus pada strategi 'BRIVolution Reignite' untuk menjawab tantangan era digital, sambil mempertahankan DNA kerakyatan sebagai fondasi bisnisnya.
Direktur Utama Bank BRI, Hery Gunardi menyampaikan bahwa transformasi ini bertujuan membangun bank yang lebih inklusif, adaptif, modern, dan berkelanjutan.
"BRI bukan sekadar bank, tetapi gerakan ekonomi rakyat. Dan gerakan itu harus terus berevolusi, bertransformasi," ujar Hery.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Strategi BRIVolution Reignite sendiri terdiri dari tiga pilar utama. Pertama, penguatan fondasi bisnis mikro dan UMKM sebagai inti operasional BRI. Kedua, digitalisasi menyeluruh untuk menciptakan ekosistem layanan yang cepat, aman, dan terintegrasi.
Terakhir, transformasi budaya kerja guna membentuk organisasi yang lincah, kompetitif, dan berbasis kinerja. Menurut Hery, modernisasi sistem dan teknologi menjadi kunci memperluas layanan keuangan inklusif.
"Mulai dari modernisasi sistem, penguatan tata kelola, peningkatan kompetensi SDM, hingga integrasi proses bisnis dari kantor pusat hingga unit terkecil. Adapun sebagai fondasi, transformasi BRI ditopang oleh nilai-nilai perusahaan yang kokoh, yang mencakup integrity, collaborative, accountability, growth mindset, dan customer focus," ujarnya.
Transformasi ini juga mencakup pengembangan bisnis berkelanjutan, dengan memprioritaskan dua pilar, yaitu transformasi bisnis funding dan transaction banking, serta penguatan segmen mikro dan UKM. Sebagai diversifikasi, BRI juga mengembangkan 'Second Engines of Growth' melalui segmen konsumer dan layanan bullion bank atau bank emas.
"Sebagai bagian dari strategi diversifikasi sumber pertumbuhan, BRI juga terus mengembangkan mesin pertumbuhan kedua (Second Engines of Growth), lewat penguatan segmen konsumer dan pengembangan layanan bullion bank atau bank emas," tutur Hery.
Transformasi BRIVolution Reignite memperlihatkan hasil positif hingga September 2025. Pengguna super app BRImo tembus ke 44,4 juta user, naik hampir 20 persen year-on-year (YoY). Nilai transaksi harian BRImo mencapai Rp30 triliun, meningkat 114 persen YoY, dengan pertumbuhan bisnis merchant dengan sales volume Rp160,7 triliun, naik 20,8 persen YoY.
Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 1.475 triliun, dengan rasio CASA naik menjadi 67,9 persen. Ekosistem Holding Ultra Mikro tercatat melayani 34,5 juta debitur, dengan total pembiayaan Rp632,1 triliun dan lebih dari 185 juta rekening mikro.
"Dana pihak ketiga tumbuh menjadi Rp1.475 triliun dengan CASA ratio meningkat menjadi 67,9 persen. Ekosistem Holding Ultra Mikro melayani 34,5 juta debitur, dengan total pembiayaan Rp 632,1 triliun dan lebih dari 185 juta rekening mikro," papar Hery.
Kemudian, BRI juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur per September 2025, mendukung program pemerintah dalam ekonomi kerakyatan. AgenBRILink sebagai perpanjangan layanan BRI, kini berjumlah 1,2 juta agen dengan transaksi Rp 1.294 triliun, yang didukung sistem digital BRI untuk menangani transaksi perbankan kompleks hingga pelosok desa.
Hery menilai, angka-angka ini mencerminkan semangat kolektif.
"Angka hanyalah hasil. Yang utama adalah semangat kolektif untuk terus melayani dan memberi nilai tambah dan makna bagi masyarakat. BRI harus mendengar kebutuhan nasabah, memperkuat SDM, dan memastikan UMKM naik kelas," ucapnya.
Meski digitalisasi dikebut, DNA kerakyatan ditegaskan tetap menjadi fondasi utama BRI. Melalui BRIVolution Reignite, BRI hadir sebagai jembatan antara warisan historis dan tuntutan masa depan, dengan digitalisasi, risk management, dan tata kelola yang lebih kuat.
Hery memastikan, BRI tidak hanya merespons perubahan, tapi juga berperan sebagai penggeraknya.
"BRI lahir dari rakyat, tumbuh bersama rakyat, dan harus terus menjadi kebanggaan rakyat. Transformasi ini bukan garis finish. Ini perjalanan panjang agar BRI terus menjadi milik rakyat dari rakyat, satu bank untuk semua," pungkas Hery.
(rea/rir)














































