Cerita Haru Para Haji dari Tanah Suci

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Ada rasa lega, gembira dan sedih usai menjalani rangkaian ibadah Haji di Makkah, Arab Saudi. Lega karena semuanya berjalan lancar, sedih karena beberapa jemaah haji harus kembali ke Tanah Air.

Banyak jemaah haji yang sudah lebih tiga minggu berada di Tanah Suci untuk menjalani rangkaian ibadah haji dengan suhu udara yang panas.

Robingan (73 tahun) jemaah haji asal Magetan tergabung dalam kloter 51 Embarkasi Surabaya. Robingan seorang petani. Ia dan istri akhirnya bisa berangkat haji setelah penantian selama 13 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah sangat menyenangkan, bisa menjalani rangkaian ibadah haji dengan lancar, di luar bayangan sebelum berangkat lihat berita dan sepertinya berat, penuh manusia, panas yang esktrem," katanya ketika berbincang degan CNNIndonesia.com di Makkah, Senin (9/6).

Robingan bersyukur bisa menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji. Meski terpapar panas ekstrem, ia dan istrinya bisa melaluinya.

"Saya jalani dengan ikhlas apapun yang terjadi. Alhamdulillah pelayanan yang kami terima bagus, makanan minuman tidak kurang, layanan kesehatan 24 jam. Hanya saja saya dan istri sudah lansia masalah kaki pegal dan kecapekan saja. Saya akan merindukan Arafah Muzdalifah dan Mina, karena tempat ini sangat berarti buat saya," ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Thoyib Hadi Sucipto (50). Thoyib dan istri mendaftar haji pada tahun 2013. Ia bersyukur mendapat kesempatan untuk berangkat haji tahun ini.

"Alhamdulillah banget sudah selesai tawaf ifadah dan sa'i tadi pagi, rasa haru air mata terus menetes saat berada di depan Kakbah, lebih lagi saat wukuf di Arafah," katanya.

Thoyib sangat terharu ketika berada di Padang Arafah. Ia melihat langsung jutaan manusia berkumpul bermunajat dan merapal doa-doa di tengah cuaca panas.

"Saya ndak bisa berkata-kata lagi mas, pokoknya hanyut dalam keharuan dan kebersamaan. Semoga saya bisa kembali lagi ke tanah suci bersama keluarga," ujarnya.


Seluruh jemaah haji sudah menyelesaikan rangkaian ibadah haji 2025. Setelah wukuf di Arafah, jemaah haji mulai bergerak ke Muzdalifah untuk mabit atau bermalam.

Para jemaah akan bermalam di Muzdalifah dan Mina pada 10 zulhijjah sampai 13 zulhijjah di setiap musim haji.

Mabit di Muzdalifah menjadi tahapan penting sebelum menuju Mina untuk melontar jumrah. Melempar Jumrah adalah bagian dari syarat wajib haji bagi para jemaah mulai tanggal 10 sampai 13 Zulhijjah.

Terjadi sejumlah masalah dalam perjalanan dari Muzdalifah ke Mina. Kementerian Agama (Kemenag) menjelaskan penyebab masalah pergerakan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina di Arab Saudi, yang sempat diwarnai keterlambatan proses evakuasi.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan penyebab pertama adalah jadwal bus yang tidak konsisten karena ada ribuan bus yang dioperasionalkan dan antrean yang panjang. Sebab, setelah pukul 00.00 Waktu Arab Saudi (WAS), jadwal keberangkatan bus yang direncanakan terkendala di lapangan.

"Kondisi tersebut menyebabkan jemaah merasa khawatir," ujar Hilman di Makkah, seperti dilansir Antara, Sabtu (7/6).

(fra/moh/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |