Fasilitas Nuklir Diserang, Iran Laporkan Tak Ada Peningkatan Radiasi

19 hours ago 4

CNN Indonesia

Jumat, 13 Jun 2025 12:54 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengaku telah menerima laporan dari Iran terkait kondisi fasilitas nuklir mereka yang menjadi sasaran serang Israel, Jumat (13/6).

Dirjen IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan pihaknya terus memantau situasi yang terjadi di Iran. Pihaknya memastikan salah satu fasilitas nuklir Iran, Natanz, menjadi salah satu target serangan Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Badan ini melakukan kontak dengan pihak berwenang Iran mengenai tingkat radiasi. Kami juga melakukan kontak dengan para inspektur kami di negara tersebut," kata Rafael dalam cuitan IAEA, Jumat (13/6).

IAEA juga mengatakan pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan pihak berwenang Iran untuk mendapatkan informasi terkini terkait imbas serangan tersebut.

"Pihak berwenang Iran telah menginformasikan kepada IAEA bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr tidak menjadi target dan tidak ada peningkatan tingkat radiasi yang teramati di situs Natanz," ujar IAEA dalam cuitannya.

Natanz merupakan fasilitas nuklir Iran yang berada di kota Qom. Fasilitas ini memiliki dua pabrik pengayaan yaitu Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) bawah tanah dan Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Pilot (PFEP) di atas tanah.

FEP dibangun untuk pengayaan dalam skala komersial yang menampung 50 ribu sentrifugal. Sekitar 14 sentrifugal saat ini terpasang di Natanz, sekitar 11 ribu di antaranya berfungsi memurnikan uranium hingga kemurnian 5 persen.

Sementara PFEP di atas tanah hanya menampung beberapa ratus sentrifugal, namun Iran menggunakannya untuk memperkaya uranium hingga tingkat 60 persen.

Seorang diplomat yang mengetahui Natanz menggambarkan FEP sebagai fasilitas yang terletak sekitar tiga lantai di bawah tanah.

Sementara itu, Bushehr merupakan satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi di Iran yang terletak di pesisir Teluk Persia, menggunakan bahan bakar Rusia yang kemudian diambil kembali oleh Rusia setelah habis digunakan, sehingga mengurangi risiko proliferasi.

PLTN ini mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2013 dan menyumbang hampir 1,7 persen dari total produksi listrik nasional pada tahun 2023. Sesuai dengan kebijakan utama, Iran secara bertahap melanjutkan rencana untuk memperluas program tenaga nuklir hingga kapasitas total 20.000 MW(e) dalam beberapa dekade mendatang.

[Gambas:Twitter]

(dmi/dmi)

Read Entire Article
| | | |