Gabe Newell, Gamer Berharta Rp183,7 T yang Tinggal di Tengah Laut

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Suatu hari di era 1980-an, Gabe Newell mengunjungi tempat kerja kakaknya untuk merayakan Thanksgiving. Newell sebenarnya tidak tahu apa pekerjaan kakaknya di sebuah perusahaan bernama Microsoft.

Saat itu, Microsoft memang belum menjadi raksasa teknologi dunia. Newell menyebut Microsoft saat itu hanya perusahaan software nomor tiga di pinggiran Washington.

Lama tak bersua, Newell mengajak ngobrol kakaknya di tengah jam kerja. Apesnya, mereka berdua ketahuan oleh CEO Microsoft saat itu, Steve Ballmer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ballmer berang karena Newell mengganggu karyawannya yang sedang bekerja.

"Kalau mau nongkrong di sini, kenapa tidak melakukan hal yang berguna?" kata Ballmer ditirukan Newell pada sebuah wawancara di kanal Youtube Zalkar Saliev, 25 Juli 2025.

Dengan santainya, Newell muda justru menerima tantangan itu. Ia bekerja di Microsoft dan meninggalkan kuliahnya di Harvard.

Newell memang punya ketertarikan dengan coding sejak sekolah di SMA Davis di California. Ia juga belajar coding di Harvard, tapi tak pernah terpikir untuk bekerja di sektor itu.

Maklum, kala itu coding dan teknologi belum booming dan menjanjikan jenjang karier. Newell sebenarnya terpikir ingin menjadi dokter.

"Baiklah, aku akan bekerja sebentar. Aku akan cuti kuliah satu triwulan dan hanya bekerja di Microsoft," ucap Newell kala itu. Ia pun menjadi karyawan ke-271 Microsoft.

Namun, triwulan demi triwulan berlalu. Newell selalu berpikir untuk menyudahi kerjaan di Microsoft dan kembali ke kampus. Akan tetapi, hal itu hanya terucap di benaknya.

Newell bekerja di Microsoft selama 13 tahun. Ia terlibat dalam pembuatan tiga edisi pertama Windows. Newell pun menjadi jutawan dari bekerja di perusahaan yang kemudian hari menjelma menjadi raksasa teknologi dunia.

Setelah lebih dari satu dekade di Microsoft, Newell terinpirasi oleh Michael Abrash yang sukses setelah keluar dari perusahaan itu, Saat itu, Abrash membuat gim Quake dan laku keras di pasaran.

Newell pun hengkang dari Microsoft dan mendirikan Valve bersama Mike Harrington, mantan rekan kerjanya. Mereka menggemparkan dunia gim dengan membuat mahakarya bernama Half Life.

Gim itu fenomenal karena menjadi gim pertama yang menyajikan pengalaman first person shooter berbalut narasi. Pemain benar-benar dilibatkan dalam cerita gim tersebut.

Grafis gim itu juga dipuja-puji karena melampaui zaman. Belum lagi sistem pembangunan dunia dalam gim yang seamless.

Kesuksesan Half Life mengantar Newell dan Valve untuk masuk kasta teratas dunia gim. Newell pun terus mencetak mahakarya dunia gim, seperti Half Life 2, Life 4 Dead, dan Dota 2.

Newell tumbuh menjadi protagonis di dunia bisnis gim. Gamers lebih suka memanggil Gabe Newell dengan sebutan Lord Gaben.

Bukan hanya karena selalu mencetak mahakarya, tetapi juga menjadi sosok yang berani berinovasi. ia selalu tak segan berjudi dengan terobosan baru dalam penyajian gim.

Misalnya, membuat Steam pada 2003. Layanan itu membuat gamers bisa membeli software gim dari berbagai penerbit, bahkan dengan harga murah.

Layanan itu terus berkembang hingga saat ini, terutama saat rilisan fisik mulai ditinggalkan penerbit raksasa karena ongkos yang mahal. Steam menjadi pesaing serius dari raksasa gim, seperti Playstation, Nintendo, dan Microsoft.

Layanan ini mencatat 1 miliar akun pengguna aktif pada 2019.

Tak puas di situ, Newell mengembangkan operating system sendiri bernama SteamOS. Ia pun menggemparkan dunia gim sekali lagi dengan meluncurkan Steam Deck, gawai konsol handheld.

Kehadiran Steam Deck pada 25 Februari 2022 dinilai terobosan serius. Valve dianggap menantang Nintendo yang sedang berjaya dengan Nintendo Switch.

Nintendo selama ini dikenal sebagai raja pasar handheld gaming console. Perusahaan sekelas Sony yang memproduksi seri Playstiation pun keok menyaingi Nintendo di pasar ini.

Kualitas setara PC gaming yang dihadirkan Steam Deck dengan harga terjangkau pun membuka pasar baru. Setelah kehadiran gawai ini, perusahaan seperti Asus, Lenovo, hingga Playstation baru berani membuat handheld gaming console kembali.

Hidup di tengah laut

Kekayaan Newell terus menanjak berkat pencapaian itu. Valve berkembang menjadi salah satu perusahaan gim terbesar dunia.

Saat ini, nilai kekayaan Newell mencapai rekor tertinggi, yakni US$11 miliar atau Rp183,7 triliun (asumsi kurs Rp16.703 per dolar AS). Forbes mencatat Gabe Newell sebagai orang terkaya nomor 261 di dunia.

Meski kekayaan sudah dalam genggaman, Newell dikenal sebagai prang yang membumi. Ia dekat dengan komunitas gim dunia karena selalu mendengar masukan penggemar selalu memberi respons positif.

Newell terkenal sering membalas email penggemarnya satu per satu. Bahkan, situs resmi Valve menampilkan laman khusus agar gamers bisa mengirim email langsung ke Newell.

Selain dikenal ramah, Newell juga dikenal sebagai sosok eksentrik. Salah satu gaya hidup yang mencolok adalah ia tinggal dan bekerja di tengah laut.

Newell adalah seorang penggemar yacht. Situs boatinternational menyebut Newell sebagai pemilik yacht mewah, seperti Draak, Tranquility, dan Rocinante.

Dalam sebuah wawancara dengan penggemar di kanal Youtube yang hanya punya 19 subscribers Juli lalu, Newell sempat membagikan kesehariannya hidup di atas kapal.

"Aku bangun tidur, bekerja, menyelam dengan scuba, kembali bekerja lagi. Setelah itu aku melakukan entah menyelam kembali atau pergi ke gym untuk berolah raga. Lalu aku kerja lagi. Aku hidup di atas kapal, jadi aku nongkrong sama orang-orang di kapal itu," ujarnya.

Dilansir detik, salah satu yacht Newell adalah Tranquility. Dibuat oleh Winch Design, yacht ini punya tema Asia mewah, yaitu kayu wenge, bambu, marmer, hingga aksen daun emas. Kapal ini mampu menampung 22 tamu dalam 11 suite eksklusif, ditambah 31 kru pribadi.

Fitur hiburan kapal itu meliputi bioskop, spa, gym, kolam renang, beach club, jacuzzi, sauna, ruang piano, salon kecantikan, bahkan lampu bawah air untuk vibe malam dramatis.

Di kapal itu juga, Newell menghabiskan waktu bermain gim favoritnya, Dota 2. Meski menjadi orang yang meluncurkan gim itu ia tak pernah puas untuk terus bermain.

Newell bercerita main selayaknya gamers lainnya. ia mengantre di lobi, bermain, saling cerca, dan menikmati kemenangan ataupun kekalahan.

"Sebelumnya saya hanya menikmati permainannya, tapi setelah itu, saya benar-benar menyukainya-bukan cuma game-nya, tapi komunitasnya juga," ujar Newell dilansir detik.

[Gambas:Video CNN]

(dhf/sfr/bac)

Read Entire Article
| | | |