Ini Kecanggihan Drone Arash 2 Iran yang Mau Ditiru Trump

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Drone-drone Iran sering membuat Israel keteteran dan merasa terancam.

Begitu canggihnya sampai-sampai Presiden Amerika Serikat Donald Trump terpincut ingin meniru pesawat nirawak mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Mei lalu saat berada di Qatar, Trump meminta perusahaan-perusahaan di AS memproduksi drone yang mirip dengan mirip Iran, tak terlalu mahal tapi mematikan.

"Saya katakan ke salah satu perusahaan pertahanan, 'Saya butuh banyak drone, dan Anda tahu, Iran buat drone yang bagus dan mereka membuat hanya seharga US$35.000 hingga US$40.000'," kata Trump waktu itu, dikutip Press TV.

Trump juga pernah menyinggung drone Iran saat membahas perang Rusia-Ukraina.

"Jika Anda melihat perang yang sedang berlangsung [Perang Ukraina], itu mengerikan. Namun, kami mengamatinya dengan sangat cermat, dan pesawat tanpa awak tampaknya benar-benar mengambil alih perang itu," kata Trump.

Sejauh ini tak jelas drone jenis mana yang dimaksud Trump, tetapi pernyataan itu bisa menjadi pengakuan negara sekuat AS terhadap persenjataan Iran.

Iran memang memproduksi drone dengan ongkos murah, dibanding negara lain, canggih juga mematikan. Terobosan itu bermula saat Teheran menangkap dan merekayasa ulang pesawat nirawak siluman milik AS RQ 170 Sentinel. Pada masanya, drone ini menjadi paling canggih di dunia.

Perusahaan Industri Pembuat Pesawat Terbang Iran (HESA) dan Shahed AViation Industries mempelopori desain dan produksi drone murah tapi mematikan. Salah satu yang diproduksi adalah Arash-2.

Arash-2 memegang rekor sebagai pesawat nirawak kamikaze dengan jangkauan terjauh di dunia, demikian dikutip Press TV.

Drone ini juga memiliki kecepatan sekitar 400 km/ jam saat menggunakan mesin jet dan hingga 200 km/jam saat memakai mesin piston.

Selain itu, Arash-2 bisa dilaporkan bisa membawa hulu ledak sekitar 30 kg, dan bisa mencapai 260 kg dengan mesin roket.

Drone yang diumumkan ke publik pada 2019 itu merupakan pengembangan dari Arash-1. Pesawat nirawak ini berukuran dua kali lebih besar dari pendahulunya.

Arash-2 memiliki lebar sayap hingga 4 meter, panjang hingga 4,5 meter, dan jangkauan hingga 2.000 km, jarak yang sangat cukup untuk menyerang Israel atau pangkalan udara AS di Timur Tengah.

Sumber-sumber Iran mengeklaim drone itu bisa dilengkapi kepala radar pelacak pasif dan untuk menghancurkan stasiun radar, demikian menurut situs Defence Express Media.

Mereka juga mengklaim kemungkinan untuk melengkapi drone dengan kamera televisi, tetapi tidak ada satu pun foto yang menunjukkan alat tersebut. Kepala antiradar pasif memang sangat mungkin terpasang dan dalam beberapa drone antenanya terlihat.

(isa/bac)

Read Entire Article
| | | |