CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2025 16:35 WIB
Israel kritik dan sebut Erdogan diktator, usai Turki keluarkan surat perintah penangkapan Netanyahu. Foto: REUTERS/Cagla Gurdogan
Jakarta, CNN Indonesia --
Israel mengkritik tajam Presiden Recep Tayyip Erdogan usai Turki merilis surat penangkapan untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sederet pejabat top lain negara itu dengan tuduhan genosida.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar, menyebut tindakan itu sengaja dirancang Erdogan untuk mendapatkan perhatian dunia atau PR stunt (aksi Humas).
"Israel betul-betul menolak tindakan semacam itu dari diktator Erdogan," ujar Sa'ar dikutip ynetnews, Minggu (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Turki di bawah Erdoğan, peradilan telah lama menjadi alat untuk membungkam rival politik dan menahan jurnalis, hakim, serta wali kota," imbuh dia.
Rival politik yang dimaksud merujuk ke penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu pada Maret lalu dengan tuduhan korupsi dan terorisme.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyebut tuduhan genosida dan kejahatan perang itu lebih tepat ditujukan untuk Erdogan.
"Bawa surat perintah penangkapan itu dan pergi dari sini. Surat itu lebih sesuai dengan pembantaian yang Anda lakukan terhadap suku Kurdi," ujar Katz, dikutip Jerusalem Post.
Turki mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan 36 pejabat lain dengan tuduhan melakukan genosida di Jalur Gaza, Palestina.
Kejaksaan Agung Istanbul mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk 37 orang pada Jumat (7/11). Mereka di antaranya Netanyahu; Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz; Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir; hingga Panglima Militer Eyal Zamir.
"Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh, telah ditetapkan bahwa pejabat Negara Israel memikul tanggung jawab pidana atas tindakan sistematis 'kejahatan terhadap kemanusiaan' dan 'genosida' yang dilakukan di Gaza, serta atas tindakan yang dilakukan terhadap armada Global Sumud Flotilla (GSF)," demikian menurut pernyataan resmi Kejaksaan Istanbul," dikutip Anadolu Agency.
Surat perintah penangkapan itu muncul saat hubungan Turki dan Israel berada dalam titik terendah sejak pasukan Zionis melakukan agresi di Palestina.
Imbas agresi brutal itu pula, Turki memutus hubungan ekonomi dengan Israel dan melarang maskapai dari negara melewati wilayah udaranya.
Turki selama ini lantang menolak dan mengecam agresi Israel di Gaza. Tindakan terbaru itu kian menunjukkan sikap Ankara yang ingin memimpin kampanye hukum dan diplomatik melawan Tel Aviv di panggung dunia.
(isa/dna)

















































