Karier Politik Mahathir Mohamad yang Dijuluki Soekarno Kecil

8 hours ago 2

CNN Indonesia

Minggu, 13 Jul 2025 08:11 WIB

Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad genap berusia seabad. Dia dijuluki "Soekarno kecil". Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad. Foto: AFP PHOTO / POOL / HOW HWEE YOUNG

Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, genap berusia 100 tahun di ulang tahunnya pada Kamis (10/7) lalu.

Mahathir mengaku usia satu abad itu merupakan anugerah sekaligus menakutkan.

"Saya menerima banyak ucapan selamat ulang tahun ke-100, dan saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang mengirimkan kue, bunga, surat, dan yang hadir untuk mengucapkan selamat ulang tahun ke-100," kata Mahathir dalam siaran di langsung ala podcast di halaman Facebook-nya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menjadi 100 tahun itu cukup menakutkan," ucap dia kemudian, seperti dikutip Malay Mail.

Mahathir adalah mantan PM Malaysia keempat dan ketujuh. Dia memimpin Negeri Jiran dari 1981 hingga 2003 dan pada 2018 hingga 2020.

Karier politik Mahathir Mohamad

Mahathir merupakan pria kelahiran Alor Setar, Kedah, pada 19 Juli 1925.

Lulusan Fakultas Kedokteran Raja Edward VII Universitas Malaya, Singapura, ini menjadi pemimpin dunia tertua ketika dia menjabat PM Malaysia pada 2018 di usianya yang ke-92 tahun.

Mahathir pertama kali terjun ke dunia politik pada tahun 1946 kala bergabung dengan United Malays National Organization (UMNO), partai politik terbesar Malaysia.

Ia memenangkan kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk Kota Setar Selatan pada 1964, namun kalah saat maju kembali di posisi yang sama pada 1969.

Saat itu, Mahathir bukan cuma kalah, tetapi juga ditendang dari UMNO. Mahathir dipecat oleh partainya karena menulis surat terbuka yang mengkritik kepemimpinan Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman.

Dalam surat tersebut, Mahathir menyebut Tunku terlalu pro-China dan gagal melindungi kepentingan Melayu. Karena surat ini, Mahathir disebut melanggar disiplin partai dan dinilai menciptakan ketegangan pasca kerusuhan rasial 13 Mei 1969.

Pasca dipecat, Mahathir menulis sebuah buku berjudul "Dilema Melayu" yang terbit pada 1970. Di buku itu, dia menggarisbawahi dominasi China dan penderitaan bangsa Melayu.

Karena memicu kontroversi, buku itu dilarang edar. Namun, buku Mahathir ini sukses menjatuhkan pemerintahan Tunku dan membuatnya kembali bergabung dengan UMNO pada 1972.

Lanjut ke sebelah...


Read Entire Article
| | | |