CNN Indonesia
Kamis, 04 Sep 2025 07:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Salah satu tetangga staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima di Peru, Zetro Leonardo Purba, membeberkan kesaksiannya soal pelaku yang menembak staf KBRI tersebut.
Para saksi mata mengatakan sejak 29 Agustus ada orang yang terus berada di sekitar kediaman Zetro di Kota Lince. Mereka lalu meyakini penembakan terhadap staf KBRI ini sudah direncanakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tepatnya, tiga hari yang lalu ada sepeda motor di pojok jalan. Penumpangnya mengintai di sini dan melihat-lihat gedung," kata tetangga itu, dikutip media lokal Peru La Republica.
Pelaku, katanya, bahkan sempat menawarkan jasa servis televisi kepada orang-orang sekitar.
"Tapi dia terus mengintai seolah-olah sedang menunggu seseorang," lanjut tetangga itu.
Berdasarkan kamera yang berada di lokasi, Zetro tampak bersepeda di tepi jalan, lalu tiba-tiba ada laki-laki tak dikenal menyerangnya. Setelah itu, dia langsung lari.
Saat berlari, ada pengendara sepeda motor yang tiba-tiba muncul dan bergegas membonceng pelaku.
Kementerian Dalam Negeri Peru dan sejumlah lokal menduga pelaku merupakan pembunuh bayaran. Asumsi itu sejalan dengan temuan bahwa pelaku tak mengambil barang apapun dari korban. Ia langsung menembak dan lari.
Kementerian Luar Negeri Peru telah melaporkan insiden tersebut ke Presiden Dina Boluarte dan menyampaikan bela sungkawa ke Indonesia.
Menteri Luar Negeri Peru Elmer Schialer juga mengatakan pihak berwenang akan mengambil langkah yang diperlukan, memberikan bantuan, hingga menyelidiki insiden secara menyeluruh.
"Kementerian Luar Negeri akan terus memberikan semua dukungan dan bantuan yang diperlukan kepada pihak berwenang Indonesia dalam masalah ini dan memastikan bahwa kejahatan ini akan diselidiki secara menyeluruh. Semua bantuan dan perlindungan yang diperlukan akan diberikan kepada duta besarnya di negara ini dan staf kedutaan," lanjut pernyataan Kemlu.
Saat ini, jenazah Zetro sedang diautopsi dan akan segera dibawa pulang ke Indonesia dengan bantuan KBRI dan Kemlu RI.
(isa/dna)