Kisah Genosida di Pulau Banda, Kekejaman VOC Belanda di Nusantara

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Pada Mei 2025 lalu, sejumlah Civitas Akademika Universitas Banda Naira (UBN) bersama masyarakat Banda menggelar upacara peringatan 404 tahun tragedi Genosida di Pulau Banda.

Peristiwa yang terjadi pada 1621 itu dipusatkan di Monumen Parigi Rante, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara yang diikuti oleh tokoh masyarakat, pemuka agama, budayawan, akademisi, pelaku pariwisata, mahasiswa, dan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan itu bagian dari komitmen bersama untuk menghidupkan kembali kesadaran sejarah dan menolak lupa atas tragedi pemusnahan massal yang menimpa leluhur orang Banda.

Ketua panitia pelaksana, Kasman Renyaan, dalam sambutannya menekankan pentingnya generasi muda memahami sejarah lokal. Ia menegaskan bahwa tragedi kemanusiaan pada Mei 1621 bukan semata-mata kisah kekerasan, tetapi sebuah upaya sistematis untuk menghapus identitas masyarakat Banda.

"Empat abad lalu, kemanusiaan diinjak-injak dan sejarah dihancurkan demi ambisi kolonial. Sekitar 6.000 orang Banda tewas, para pemimpin adat dipenggal, dan tanah leluhur direbut untuk dijadikan kebun pala di bawah sistem perkenierschap," ujar Kasman.

Kasman menggambarkan kekuatan besar kala perusahaan dagang Belanda (VOC) dikerahkan: 13 kapal besar, tiga kapal kecil, enam perahu layar, 1.665 serdadu Eropa, 100 samurai bayaran, dan ratusan tawanan dari Jawa.

"Kompeni Belanda datang tidak hanya untuk menguasai, tetapi untuk menghapuskan peradaban Banda," tegasnya.

Kedatangan para pedagang rempah dari Eropa itu telah memusnahkan warga Banda. Di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen setidaknya 6000 penduduk Banda tewas dan ribuan jadi budak.

Situs Universitas Cambridge yang menerbitkan buku "Genocide in the Indigenous, Early Modern and Imperial Worlds, from c.1535 to World War One" membahas satu bab tentang genosida di Banda.

Dalam buku tersebut dituliskan bagaimana Banda menjadi daya tarik seluruh pedagang dunia untuk mencari rempah yang berharga mahal, tak terkecuali VOC di bawah JP Coen. Dalam buku tersebut dituliskan ada sekitar 15.000 pedagang rempah di Banda.

Namun demi penguasaan perdagangan JP Coen tega membantai warga banda yang disebut berjumlah 14.000 orang hanya tersisa ratusan saja.

Sebagian dipaksa kabur ke hutan atau pantai, juga menemui ajal di sana.

Setelah melakukan genosida, "penguasaan Pulau Banda kemudian menjadi bentuk monopoli perdagangan pala oleh VOC di dunia," demikian situs Cambridge menuliskan.

(imf/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |