Komdigi Buka Suara Soal Polemik Kuota Hangus Bikin Rugi Rp63 Triliun

13 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) merespons isu kuota hangus yang dituding menyebabkan kerugian masyarakat senilai Rp63 triliun.

"Pada dasarnya, sistem paket ini diperbolehkan secara regulasi tapi dibatasi oleh volume dan waktu. Dengan adanya volume ini, operator bisa manage dimensioning supaya tidak terjadi overflow. Overflow itu macet," ujar Denny Setiawan, Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Komdigi pada acara Selular Business Forum, Jakarta, Rabu (16/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Denny hal itu merujuk Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2021 pasal 82. Dalam pasal tersebut disebutkan beberapa poin terkait interaksi pengguna dan penyelenggara jasa telekomunikasi.

Pada ayat pertama, penyelenggara jasa telekomunikasi yang menyediakan layanan akses internet wajib memberikan pilihan kepada pelanggan untuk melanjutkan atau menghentikan penggunaan layanan setelah mencapai batasan penggunaan.

Pada ayat kedua, batasan penggunaan yang dimaksud dalam ayat sebelumnya adalah periode dan atau volume layanan yang telah dipilih pelanggan.

Menurut Denny, sistem berbasis volume dan jangka waktu membuat operator seluler dapat memprediksi kapasitas yang harus disediakan dalam memberikan layanan kepada pelanggan.

Ia menambahkan, tanpa basis volume dan jangka waktu, akan ada kesulitan untuk memprediksi penggunaan jaringan. Alhasil, operator seluler harus menyediakan cadangan kapasitas yang lebih banyak untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan akses internet.

Fluktuasi yang tidak diantisipasi, katanya, bisa menyebabkan masalah jaringan yang membuat layanan yang diterima pelanggan terganggu.

Di sisi lain, penyediaan cadangan kapasitas untuk antisipasi fluktuasi bisa berakibat pada peningkatan harga.

Denny menjelaskan skema langganan internet yang saat ini diterapkan di Tanah Air membuat Indonesia menempati posisi ke-12 internet termurah dari 230 negara di dunia. Indonesia bahkan menjadi negara dengan internet termurah di Asia Tenggara dengan tarif rata-rata paket 1GB sebesar Rp6.000.

Terkait isu kuota hangus yang beberapa waktu ini ramai di masyarakat, Denny meminta operator seluler lebih transparan untuk kepada publik. Ia juga meminta berbagai pihak untuk sama-sama memberikan edukasi terkait skema ini.

"Komdigi mendorong operator lebih transparan dan bagaimana kita semua termasuk teman-teman media mengedukasi (publik)," katanya.

Transparansi yang dimaksud mencakup batas volume atau kuota, jangka waktu penggunaan, serta perlakuan sisa kuota apakah bisa roll over atau tidak.

Sementara itu, edukasi yang dimaksud dapat menjelaskan fitur-fitur yang ditawarkan seperti transfer kuota, roll over, hingga kontrol pulsa.

Kemudian, opsel juga didorong untuk mencantumkan syarat dan ketentuan utama pada deskripsi produk dengan jelas dan bukan pada lembar syarat dan ketentuan yang terlalu panjang.

Lebih lanjut, pemerintah juga mendorong opsel untuk menawarkan jenis paket data yang dapat di-rollover dengan pembatasan berdasarkan volume dan waktu.

Pemerintah juga mendorong operator melakukan profiling pelanggan dengan lebih akurat, sehingga dapat memberikan rekomendasi paket data sesuai kebutuhan masing-masing pelanggan.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |