ANALISIS
Abdul Susila | CNN Indonesia
Minggu, 14 Sep 2025 07:37 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Selain nama besar, tak ada yang menjanjikan dari duel Manchester City vs Manchester United pada Premier League 2025/2026 di Etihad Stadium, Minggu (14/9).
Lihatlah, City sedang bertengger di peringkat ke-13, sedangkan MU di urutan kesembilan. Duel pada awal musim ini seperti pertemuan tim papan tengah yang tak istimewa.
Hanya kata bangkit dan momentum yang bisa digambarkan dari laga yang akan berlangsung di Stadion Etihad tersebut. Ini tak biasa jika dilihat dari kacamata satu dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya City sedang berada di papan atas. Pertandingan jadi seru, sebab posisi puncak rawan dikudeta tim lain. Kali ini, kalah atau menang sama-sama tak bisa menggeser Liverpool.
Mengacu Opta, City diprediksi menang. Tim asuhan Pep Guardiola ini diprediksi menang dengan persentase 65,6 persen, mengacu 10.000 simulasi pralaga superkomputer.
MU hanya punya potensi 15,8 persen menang dengan simulasi yang sama. Meski cuma simulasi superkomputer, ini menunjukkan performa tim asuhan Ruben Amorim ini begitu lemah.
Fakta bawah musim lalu Amorim dua kali melibas City, saat bersama Sporting CP di pentas Eropa dan dengan MU pada putaran kedua Liga Inggris, tak mengubah wacana.
Pasalnya, MU racikan Amorim hanya membukukan kemenangan delapan kali dari 30 pertandingannya Liga Inggris, di mana sisanya tujuh kali imbang dan 15 kali menelan kekalahan.
MU menang saat melawan tim-tim papan bawah, seperti Burnley pada pekan ketiga sebelum jeda kalender internasional. Rasio kemenangan MU atas tim non promosi hanya 16 persen.
Ini pula yang membuat Amorim sempat pesimistis. Ia mengaku ingin tetap menangani Bruno Fernandez Cs, tetapi tidak tahu apakah ia akan bertahan tidak setelah jeda internasional.
Seperti ada ancaman yang diberikan ke Amorim, kalah dari tetangga berisik sama dengan angkat kaki. Rumor tengik inilah yang membuat pertandingan ini seperti punya nada mayor.