Jakarta, CNN Indonesia --
Sektor konstruksi memiliki peran strategis terhadap perekonomian Indonesia pada kuartal II 2025 kemarin. Tak hanya berkontribusi pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga sebagai penyedia lapangan kerja yang signifikan bagi masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor kontruksi menyerap sebanyak 8,7 juta tenaga kerja. Jumlah itu setara dengan 5,97 persen dari total penduduk bekerja di Indonesia.
"Dari sisi tenaga kerja, berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional atau Sakernas di bulan Februari 2025, sektor konstruksi menyerap lebih dari 8,7 juta orang atau sekitar 5,97 persen dari total penduduk bekerja di Indonesia," ujar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Selasa (19/8), seperti dikutip Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor kontruksi juga berkontribusi signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada kuartal II/2025, sektor konstruksi menjadi penyumbang keempat terbesar terhadap PDB dengan share 9,48 persen.
Kontribusi konstruksi hanya berada di bawah sektor industri, pertanian, dan perdagangan.
Menanggapi data BPS tersebut, Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) menekankan pentingnya penjelasan lebih rinci mengenai cakupan data tersebut.
Ketua Umum GAPENSI Andi Rukman Nurdin mengatakan angka 8,7 juta pekerja konstruksi perlu dikonfirmasi kembali apakah mencakup seluruh subsektor, termasuk tenaga kerja tetap di perusahaan konstruksi maupun tenaga kerja lepas yang bekerja secara proyek per proyek.
"Kejelasan data ini sangat penting sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan pemerintah maupun program pembinaan asosiasi terhadap tenaga kerja konstruksi," katanya, Rabu (3/9).
GAPENSI menilai bahwa jika angka 8,7 juta mencakup pekerja informal, maka ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap program pelatihan, sertifikasi, dan
perlindungan tenaga kerja agar seluruh pekerja konstruksi baik formal maupun informal memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan terlindungi secara
hukum.
Sebagai asosiasi tertua di sektor jasa konstruksi, sambung Andi, GAPENSI siap berkolaborasi dengan BPS, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) , dan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan sinkronisasi dan pemutakhiran data.
"Data pekerja konstruksi yang valid bukan hanya angka, melainkan fondasi penting untuk memastikan perlindungan tenaga kerja, keberlanjutan usaha kontraktor, dan kontribusi nyata sektor konstruksi terhadap perekonomian nasional," tegas Andi.
(fby/agt)