CNN Indonesia
Kamis, 05 Jun 2025 09:18 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan anomali data beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.
Temuan anomali itu adalah data beras keluar mencapai 11 ribu ton dalam sehari. Padahal data keluar-masuk beras di Cipinang rata-rata sekitar 1.000-3.500 ton per hari.
Amran menyebut berdasarkan data BPS, harga gabah petani di tingkat penggilingan turun, sementara harga beras di level konsumen naik. Hal ini indikasi ada ketidakberesan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya apa, ada yang tidak benar. Yang kedua adalah data dari Cipinang kita dapatkan, ada yang tidak normal. Yang biasanya masuk keluar beras itu 1.000-3.500 ton per hari, tetapi ada satu hari selama lima tahun, satu hari keluar 11.000 ton," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/6).
Selain mengendus kecurigaan manipulasi data stok di PIBC, Amran juga menyoroti keberadaan tengkulak (middleman) yang ambil untung besar dibandingkan pendapatan petani.
"Kita hitung-hitungan, petani itu dapatnya kira-kira Rp1,5 juta per bulan per orang. Kalau selisih harga dari petani ke konsumen sebesar Rp2.000, kemudian produksi kita 21 juta ton sampai bulan Mei ini, artinya apa, pendapatan middleman itu Rp42 triliun," ungkapnya.
Ia menekankan pemerintah akan bertindak tegas terhadap praktik-praktik yang merugikan petani dan konsumen, termasuk dugaan permainan harga dan manipulasi stok pangan oleh mafia.
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan dari Mabes Polri tengah mendalami indikasi permainan besar di balik fluktuasi harga beras dan distribusi pangan itu.
"Kami sudah koordinasi dengan Mabes Polri, segera turun. Jangan biarkan konsumen dan produsen itu menjerit," pungkasnya.
(pta)