Menteri di Kuba Resign usai Tuduh Pengemis Pura-pura Miskin

12 hours ago 6

CNN Indonesia

Rabu, 16 Jul 2025 15:56 WIB

Menteri Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial Kuba Marta Elena Feito Cabrera mundur dari jabatan setelah menilai pengemis hanya pura-pura miskin. Menteri Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial Kuba Marta Elena Feito Cabrera mundur dari jabatan setelah menilai pengemis hanya pura-pura miskin. Ilustrasi. (Foto: safir makki)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial Kuba Marta Elena Feito Cabrera mengundurkan diri dari jabatan setelah komentar pedasnya mengenai pengemis menuai protes keras di kalangan publik.

Dalam unggahan di media sosial, Rabu (16/7), Kantor Kepresidenan Kuba menyatakan Feito telah mengakui kesalahannya dan mengajukan surat pengunduran diri karena "kurang objektif dan peka" terhadap masalah di dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengunduran dirinya disetujui berdasarkan kurangnya objektivitas dan sensitivitas dalam menyikapi isu-isu sentral dalam manajemen politik dan pemerintahan saat ini, yang berfokus pada penanganan fenomena nyata yang tidak pernah diinginkan oleh masyarakat kita," demikian keterangan Kantor Kepresidenan Kuba.

Feito sebelumnya menuai kecaman setelah membuat komentar tajam mengenai kemiskinan di Kuba saat bicara di hadapan komite Majelis Nasional.

Ia kala itu menegaskan bahwa tak ada pengemis di negara kepulauan tersebut. Yang ada, hanyalah orang-orang yang menyamar sebagai pengemis.

"Kami melihat orang-orang yang kelihatan seperti pengemis. Padahal jika Anda lihat tangan mereka, pakaian mereka, mereka cuma orang-orang yang pura-pura jadi pengemis. Mereka bukan pengemis," kata Feito, seperti dikutip Al Jazeera.

"Di Kuba, tidak ada pengemis," tegas dia.

Feito kemudian menambahkan bahwa orang-orang yang bekerja membersihkan kaca depan mobil menjalani kehidupan yang "mudah" dan mereka menggunakan uang hasil kerja itu untuk minum minuman keras.

Lebih lanjut, ia juga mengecam orang-orang yang mengorek-orek tempat sampah karena menurutnya aksi itu dilakukan supaya mereka menemukan barang untuk dijual kembali dan tidak perlu bayar pajak.

Pernyataan Feito ini lantas viral dengan cepat. Publik tercengang karena ucapannya seolah tak punya empati dengan penderitaan rakyat miskin di Kuba.

Masyarakat pun ramai-ramai mengecam Feito dan mendesak pemakzulannya.

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel telah merespons keributan ini dengan menyatakan bahwa pernyataan yang tak sensitif dengan situasi di masyarakat tidak sesuai dengan moto negara.

"Kurangnya kepekaan dalam menangani kerentanan sangat patut dipertanyakan. Revolusi tidak boleh meninggalkan siapa pun. Itu lah moto kami, tanggung jawab kami," katanya di X.

Masalah ekonomi di Kuba sejak lama dituding akibat dari embargo dagang Amerika Serikat era Perang Dingin. Saat itu, AS mempersulit transaksi keuangan dan perolehan barang-barang penting bagi Kuba, seperti misalnya bahan bakar dan suku cadang.

AS memberlakukan embargo tersebut pada 1960 setelah Revolusi Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro. Embargo itu pun dikritik secara luas oleh global, dengan 185 dari 193 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan suara mengutuk langkah tersebut.

(blq/rds/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |