Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan pihaknya menabur natrium klorida (NaCl) atau garam higroskopis sebanyak 2,4 ton di langit Sukabumi, Jawa Barat hingga Ujung Kulon, Banten dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) hari keenam.
"Tim di lapangan melaksanakan tiga kali penerbangan dengan fokus penyemaian di perairan selatan hingga barat Banten," kata , di Jakarta, Senin (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isnawa mengatakan bahwa pada penyemaian pertama dilakukan pada pukul 09.10-11.26 WIB dengan menyasar perairan selatan Ujung Kulon dengan ketinggian jelajah yaitu 8.400-8.600 kaki.
Selanjutnya, misi penyemaian kedua pada pukul 12.22-14.51 WIB, dengan area semai di perairan selatan Ujung Kulon dan perairan selatan Sukabumi dengan ketinggian 10.000 kaki.
"Penerbangan ketiga pada pukul 15.38-17.00 WIB di Lebak, Pandeglang, perairan selatan dan barat Banten. Dengan total NaCl sebanyak 2,4 ton," ujarnya.
Isnawa menjelaskan bahwa pelaksanaan OMC hari keenam ini dilakukan dengan pola penyemaian berlapis di area perairan barat dan selatan Banten, untuk mengoptimalkan proses pengendalian pertumbuhan awan potensial hujan lebat sebelum mencapai wilayah Jabodetabek.
Berdasarkan hasil observasi tim, pada penerbangan pertama terpantau awan cumulus humilis dan cumulus congestus di sekitar perairan Ujung Kulon dengan puncak awan mencapai 8.000-10.000 kaki, serta arah angin dominan dari timur-timur laut (6-18 knot).
Pada penerbangan kedua, awan cumulus mediocris hingga congestus berkembang di area Lebak, Pandeglang, dan perairan barat Banten dengan puncak awan mencapai 9.000-11.000 kaki.
Sementara pada penerbangan ketiga, terpantau awan cumulus towering dengan potensi hujan tinggi di perairan selatan Banten, dan arah angin dominan barat 14-18 knot.
Isnawa menambahkan bahwa BPBD DKI Jakarta bersama BMKG dan TNI AU terus melakukan evaluasi rutin terhadap hasil penyemaian untuk memastikan efektivitas operasi.
"Kami terus berkoordinasi setiap hari dengan BMKG dan TNI AU untuk menentukan titik semai paling potensial. Dengan kolaborasi ini, kami berupaya menjaga curah hujan tetap terkendali dan meminimalkan potensi genangan maupun banjir di Jakarta," katanya.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan bakal melakukan modifikasi cuaca seiring dengan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di Jakarta 25 hari ke depan.
Ia menyebut Pemprov telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk melakukan modifikasi cuaca.
"Mulai kemarin sebenarnya kami sudah bekerja sama dengan BMKG dan juga dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional untuk melakukan modifikasi cuaca. Budgetnya sudah kita siapkan karena memang ada kemungkinan 25 hari ke depan ini beberapa kali akan terjadi anomali dan cuaca ekstrem," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (31/10).
(antara/fra)















































