Pakar Temukan Jamur 'Last of Us' Infeksi Semut dan Lalat Purba

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah studi baru mempublikasikan penemuan jamur zombie yang dapat mengendalikan perilaku inangnya, bak game dan serial TV populer The Last of Us.

Studi ini menemukan gumpalan resin berusia 99 juta tahun yang telah mengawetkan seekor lalat purba dengan tubuh terinfeksi jamur zombie.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangga ini, bersama dengan spesimen kedua semut muda yang terinfeksi jamur serupa, adalah dua contoh tertua dari fenomena alam aneh yang melibatkan parasit jamur yang membajak tubuh inangnya sebelum akhirnya membunuh mereka.

"Resin memberi kita kesempatan untuk memvisualisasikan hubungan ekologi kuno yang terawetkan dalam fosil," kata Yuhui Zhuang, seorang mahasiswa doktoral di Institute of Paleontologi di Universitas Yunnan di barat daya China, dikutip dari CNN.

"Secara keseluruhan, kedua fosil ini sangat langka, setidaknya di antara puluhan ribu spesimen resin yang pernah kami lihat, dan hanya sedikit yang menunjukkan hubungan simbiosis antara jamur dan serangga," tambah Zhuang yang merupakan penulis utama studi ini.

Studi ini diterbitkan pada 11 Juni di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.

Zhuang dan rekan-rekannya menamai dua spesies jamur purba dari genus Ophiocordyceps ini Paleoophiocordyceps gerontoformicae untuk jamur pertama yang ditemukan pada semut dan Paleoophiocordyceps ironomyiae untuk jamur kedua yang ditemukan pada lalat.

Penelitian mereka melibatkan penggunaan mikroskop optik untuk mempelajari potongan-potongan kecil resin dan tomografi mikro-komputasi untuk membuat gambar 3D dari serangga yang terinfeksi jamur.

Beberapa spesies Ophiocordyceps yang memangsa spesies semut saat ini dikenal sebagai "jamur semut zombie" karena parasit jamur ini dapat memanipulasi perilaku inangnya untuk keuntungannya sendiri.

Fenomena ini menjadi inspirasi video game di balik serial TV HBO "The Last of Us".

"Penemuan dua fosil ini menunjukkan bahwa ekosistem terestrial sudah sangat kompleks, dan bahwa Ophiocordyceps, khususnya, mungkin mulai bertindak sebagai 'predator' serangga pada masa Cretaceous, yang mengatur populasi kelompok-kelompok tertentu," ujar Zhuang.

Saat ini, jamur parasit, yang juga dikenal sebagai jamur entomopatogenik, menginfeksi berbagai kelompok serangga, seperti semut, lalat, laba-laba, jangkrik dan kumbang.

Dalam kasus semut kayu, spora jamur Ophiocordyceps mendarat di kepala semut, masuk ke otaknya melalui area yang lemah pada kerangka luar serangga, dan mengendalikan semut untuk memudahkan penyebarannya.

Conrad Labandeira, ilmuwan senior dan kurator fosil arthropoda di Smithsonian Museum of Natural History di Washington DC mengatakan Paleoophiocordyceps kemungkinan besar membuat zombie inangnya dengan cara yang sama.

"Tampaknya semut, untuk beberapa alasan, menjadi sasaran awal zombifikasi, dan saat ini merupakan penerima utama jamur parasitoid ini," kata Labandeira, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Dia menambahkan bahwa lalat jarang sekali terkena jamur parasit tersebut saat ini, sehingga membuat contoh fosil terbaru menjadi sangat menarik.

Lebih lanjut, Zhuang mengatakan bahwa fosil-fosil tersebut berasal dari pasar resin di Myanmar. Studi ini mencatat bahwa spesimen tersebut diperoleh sebelum tahun 2017.

(lom/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |